Wednesday, December 23, 2009

PANDUAN MEMBUAT BLOG, EMAIL DAN FACEBOOK


Ini panduan membuat blog bagi pemula.
Hanya dengan 1 jam dilayar komputer anda dijamin bisa membbuat blog.
Di dalamnya dibuat materinya secara step by step.
Selain pembuatan blog juga di tambah dengan pembautan alamat email dan facebook.
Silahkan bagi temen-temen yang ingin mendownloadnya.
Ingat ini hanya usaha saya untuk menyebarkan ilmu pengetahuan kepada sesama.
Jika ada kesalahan mohon maaf.
Silahkan Klik lingk dibawah ini:
DOWNLOAD

MILAGROS; HIDUP INI INDAH


Hidup merupakan hal yang kita jalani sekarang ini. Namun banyak dari kita mempermasalahkan tentang kehidupan. Semisal mengeluh, iri hati, tidak segera diberi kesuksesan dan masih banyak permasalahan lagi yang kiranya di hitung dengan jari-jari ini, maka jari ini tidak akan mampu menampungnya. Ini adalah kehidupan yang harus kita jalani, kawan ! Sadarkah engkau, maka nikmati kehidupan ini dengan seindah mungkin.
Kita terlahir menjadi khalifah atau pemimpin di dunia ini. Bahkan malaikat, jin dan syetan tidak bisa memangku jabatan tertinggi ini yaitu sebagai pemimpin yang bertugas memakmurkan alam semesta.
Sungguh terhormatnya kita kawan, maka sendari engkau merenung segera berfikirlah positif dan perasaan yang positif pula. Karena dengan keduanya kita dapat menjalani kehidupan ini dengan nuansa yang harmonis.
Kita tidak akan percaya, mengapa kita diberi amanah yang besar. Namun kita memiliki iman atau keyakinan kepada Allah sehingga dengan ke-Mahaan-Nya kita dianugerahi akal pikiran. Akal pikiran inilah yang tidak dimiliki mahluk lain. Maka bangunkan dirimu dengan kesegaran tubuh yang dapat membelai dirimu melalui semangat baru.
Akal pikiran itulah yang akan membimbing kita untuk mengarungi bahtera kehidupan ini. Bukanya mengeluh, kurang semangat, pesimis dan risau dengan segala masalah-masalah kehidupan.
Semua itu memang masalah, tapi apakah masalah hanya di diamkan begitu saja. Berfikirlah ulang, engkau di karunia akal untuk berfikir. Dengan modal itulah kita dapat mejalani persoalan masalah ini dengan ketabahan dan kegigihan untuk segera memecahkannya.
Mau marah, silahkan saja. Lampiaskan kemarahanmu pada tuhan, batu maupun sang matahari. Pasti mereka akan mendengar keluh kesahmu, namun mereka tidak akan bisa menselesaikan masalahmu. Tapi mereka akan memberikan tanda-tanda, tentu bagi mereka yang berfikir.
Di sini aku hanya ingin berperan menjadi cerminmu saja. Coba pandangi aku, aku adalah bayanganmu. Lihat...lihat..wajahmu begitu pucat, kerut wajahmu mulai nampak, sepertinya engkau segera tua. Padahal engkau masih muda kawan. Engkau mau memegangku, segera pegang aku ataupun engkau mau mencium aku. Aku ini dirimu kawan, itulah dirimu sesungguhnya.
Cerimin ini adalah dirimu. Basuh mukamu dengan air suci supaya tampak cerah. Berwudhulah supaya marahmu lenyap.
Cermin ini adalah hidupmu. Jika engkau memecahnya maka hancur pula hidupmu.
Cermin ini adalah harapanmu. Matamu hanya bisa menatap tajam, tapi itu tidak akan berarti jika engkau hanya terdiam. Segeralah bangkit.
Cermin ini adalah pemimpin. Bagi engkau yang menyadari posisi dirmu, tunduklah dengan sujud syukur dan mintalah petunjuk kepada-Nya.
Aku adalah cermin yang mematikan
Namun aku juga menghidupkan
Aku adalah cermin yang beracun
Namun aku juga memberikan penawar
Kita memiliki dua tabungan di bank. Dimana bank tersebut selalu menyimpan harta kita, jika kita mau mengambilnya tidak akan habis harta kita. Sebab bank itu memberikan bunga yang tinggi, jika kita mau menabungkan harta yang kita miliki dengan semangat hidup baru.
Apa kau tahu bank itu...? BI, BRI atau BNI
Ya itulah jawabanya:
BI : Beryukur dan Ikhlas
BRI : BrRsyukur dan Ikhlas
BNI : Bersyukur Dan Ikhlas
Maka aku sebagai cermin hanya bisa menyarankanmu, untuk semagat dan tersenyumlah kembali dalam menjalani hidup ini. Nikmati hidup ini dengan butiran-butiran keindahan.
Dan aku hanya bisa memberimu modal : (Bersyukur dan Ikhlas) selain (akal pikiran).

Hari Ibu (Semarang, 22 Desember 2009)

ALAMAT DINAS NON DEPARTEMEN DAN DINAS KESEHATAN SE-JAWA TENGAH


Bagi temen-temen yang membutuhkan alamat dinas non departemen.
Segera download lingk dibawah ini.
Semoga bermanfaat.
Jika ada kesalahan mohon maaf, saya hanya mengumpulkan dari internet juga.
Terima kasih atas kunjunganya.
Silahkan klik linknya.
DOWNLOAD

Sunday, December 20, 2009

RHETORIKA DAN OVER AKTING


Setiap manusia wajib menghargai hasil ciptaan harus bersyukur apa yang ada pada dirinya termasuk karunia mulut yang dapat berbicara dan tubuh dengan alat pengerak; tangan, kaki, mata, kuping dll. Seorang yang bergerak dibidang sebagai pekerja sosial, trainer maupun guru harus memiliki kompetensi yaitu rhetorika dan gaya bertutur (bicara) sebagai alat transfer komunikasi antara komunikator kepada komunikan. Hal ini mengisyaratkan hubungan antara sesama mahluk hidup, mengutarakan pendapat, menyampaikan pesan dan menjawab pertanyaan serta lain sebagainya.
Namun terkadang penguasaan rhetorika dan penguasaan panggung (Bloking) kurang diperhatikan dan menjadi masalah krusial sehingga mereka yang terjun dibidang bertutur kata menjadi minder, lemah dan beban pikiran. Sebab dunia tersebut bukan dunia yang serta merta hadir begitu saja, akan tetapi perlu pembelajaran dan proses yang berkelanjutan. Maka perlu disiasati segera dengan melakukan evaluasi dan perbaikan diri.
Hal tersebut itulah yang banyak dialami seseorang termasuk (aku). Secara ijasah dan lulusan perguruan tinggi sebagai tenaga pendidik, kreatifitas rhetorika dan komunikasi aktif sebagai kompetensi yang harus dimiliki, selain mentalitas dan tingkat percaya diri (PD). Walaupun pada kenyataan banyak seseorang tidak PD dan Mentalitas panggungnya belum terdidik.
Sebelum menjelaskan rhetorika dan komunikasi aktif. Disini akan dijelaskan bagaimana seseorang tidak mengalami demam panggung dan terbangun mentalitas panggung serta bernai mengutarakan pendapat di forum-forum diskusi. Kopetensi inilah yang pertama kali harus dimiliki, maka diperlukan alternatif yaitu pertama, saatnya disiasati dengan banyak berdiskusi dan berani mengutarakan pendapat, komentar, maupun menjawab. Kedua, beranikan dirimu berbicara dengan lawan bicara, kalau tidak berusahalah bicara dan dialog dengan cermin. Ketiga, dalam seni panggung, tentu banyak penonton hal inilah yang memicu kelemahan mental kita maka kita berimanjinasi bahwa penonton tidak tahu apa-apa dan anggap saja engkau guru bagi mereka. Keempat, persiapkan dirimu baik materi diskusi dan kompetensi bidang maka banyak-banyaklah belajar dan menbaca buku karena dengan kemampuan yang lebih dapat meningkatkan gairah mentalitas.
Saya pernah mengalami itu semua dan semua adalah proses, ternyata dibalik mentalitas yang kuat tidak cukup menjadi jaminan. Masih banyak kompetensi yang harus dikuasai termasuk yang saya sebutkan diatas rhetorika dan komunikasi aktif. Ternyata kemampuan tersebut sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal yang berbentuk fisik berupa kesempurnaan organ tubuh dan non fisik berupa kewibawaan atau kharisma, karakter, bakat, cara berfikir dan tingkat intelektual. Perlu disadari bahwa kemampuan keterampilan terbut walau ia sudah memiliki faktor penunjang utama baik internla maupun eksternal yang baik. Kemampuan yang baik dapat dimiliki dengan jalan mengasah dan mengolah serta melatih seluruh potensi.
Seorang yang bergerak dibidang kemampuan berbicara lisan (presenter, juru dakwah, penceramah, guru dll) harus memiliki daya tarik rhetoris (mempesona) dengan isi pembicaraan yan gefektif, sisitematis, akurasi dan singkat serta jelas.

Over Exsploitation
Itulah kiranya judul yang pantas. Aku sering mengalami hal tersebut yaitu saat menjalani PPL (Praktek Pengalaman Lanpangan), muridku bilang; ”Bapak orangnya banyak gerak”. Pada saat sidang munaqasah (ujian skripsi) penguji juga bilang kepadaku; ”Lukni sudah bagus secara mentalitas namun terlalu over akting, belum ada sebelumnya mahasiswa yang seperti kamu yang biasanya duduk menghadap pertanyaan dosen dengan perasaan grogi dan takut”. Begitu juga saat saya mengisi training/Latihan Kader baik di UNDIP, IKIP dan IAIN, ada beberapa evaluasi yang saya terima yaitu banyak gerak/over akting dan gaya bicara yang terlalu cepat.
Pada dataran kesimpulanya bahwa saya harus memperbaiki itu semua, namun ada yang beranggapan itu adalah sebuah kelebihan. Ternyata hal tersebut merupakan jenis keterampilan yang penting untuk dimiliki yaitu keterampilan berbicara atau seni mengutarakan bahsa lidah, yang bisa disebut (rhetorika).
Rhetorika secara etimologi dari bahasa latin (Yunani), ”Rhetorica”, yang berarti seni berbicara. Dalam bahasa inggris “rhetoric”, yang berarti kepandaian berpidato atau berbicara (The Art of Speaking). Secara triminologi (Istilah) adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari atau mempersoalkan tentang bagaimana caranya berbicara yang mempunyai daya tarik empesona, sehingga yang mendengarnya dapt mengerti dan tergugah perasaanya.

Jenis-Jenis Rhetorika
Dari segi kepentingannya atau tujuan yang ingin dicapai, rhetorika dapat dibagi dalam dua bahagian, yaitu :
1. Rhetorika Persuasif
Rhetorika persuasif adalah rhetorika yang bertujuan mempengaruhi orang dengan tidak begitu memperhatikan/mempertimbangkan nilai-nilai kebenaran dan moralitas. Rhetorika yang seperti ini dapat kita jumpai dimana-mana, contohnya adalah rhetorika yang digunakan oleh sebagian besar penjual obat kaki lima dalam menawarkan dagangannya, dll.
2. Rhetorika Dialektika
Rhetorika dialektika yang sering juga disebut dengan rhetorika psikologi, adalah rhetorika yang muncul sebagai kebalikan dari rhetorika persuasif, dimana rhetorika ini sangat memperhatikan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, moralitas dan sifatnya dapat menenangkan jiwa manusia. Tujuan utama rhetorika ini mengarah kepada pembinaan spiritual. Rhetorika yang seperti ini umumnya digunakan didalam ceramah-ceramah agama.

Tujuan Rhetorika
Tujuan rhetorika adalah berusaha untuk membentuk opini publik atau menggiring pendapat umum ke arah pendapat pembicara, atau minimal pendengar (audience) tidak membantah terhadap apa yang dikemukakan oleh si pembicara (komunikator).

Langgam-Langgam Dalam Rhetorika
Dalam rhetorika langgam diartikan sebagai cara, ragam, atau gaya suatu bahasa (pembicaraan). Langgam-langgam rhetorika dapat dibagi atas :
1. Langgam Agitasi
Langgam agitasi adalah langgam yang kebanyakan dipakai dalam rhetorika persuasif. Langgam ini biasanya digunakan untuk membakar semangat, misalnya oleh demonstran.
2. Langgam Teater
Langgam teater adalah langgam yang digunakan oleh para pemain teater dalam berdialog.
3. Langgam Agama
Langgam agama adalah langam yang biasa digunakan oleh para muballigh atau para pendeta dalam penyampaian ceramahnya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Rhetorika
Keberhasilan suatu rhetorika didalam berbicara sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Situasi
Situasi yang dimaksudkan adalah hal-hal yang menyangkut keadaan atau kondisi saat pembicaraan/ceramah sedang berlangsung. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Tingkat pengetahuan pendengar. Yaitu menyangkut latar belakang level pengetahuan dari pendengar (audience).
b. Formal atau informal. Hal ini menyangkut apakah kita berbicara dalam suatu situasi yang formal (forum resmi) atau dalam situasi biasa atau kekeluargaan (informal)
c. Sedih atau gembira. Berbicara di depan orang yang berada dalam situasi sedih tentunya sangat berbeda dibandingkan dengan ketika kita tampil berbicara di depan orang yang sedang dalam keadaan gembira. Untuk itu seorang pembicara harus mengetahui betul situasi dan kondisi pendengarnya.
2. Ruang
Hal ini adalah tentang tempat dimana kita sedang berbicara, misalnya di dalam ruangan gedung ataukah di lapangan.
3. Waktu
Yang dimaksudkan dengan waktu disini adalah, disamping waktu yang sebenarnya yaitu apakah pagi, siang, sore atau malam, juga tentang isi materi yang akan dibicarakan, apakah hal tersebut masih aktual ataukah sudah usang atau basi.
4. Tema
Sebuah tema sangat penting artinya dalam suatu pembicaraan, sehingga didalam pembicaraan seorang pembicara ia dapat fokus atau terarah. Sangat disarankan seorang pembicara hanya menggunakan satu tema pembicaraan sehing didalam pembicaraannya ia tidak ngawur atau mengambang yang dapat mengakibatkan isi pembicaraan susah dipahami oleh pendengar. Namun jika terpaksa harus lebih dari satu, maka selesaikanlah satu tema pembicaraan kemudian pindah ke tema yang lainnya.
5. Isi atau Materi
Isi pembicaraan hendaknya sesuai dengan tema yang telah dipersiapkan dengan mantap sebelumnya dan menarik minat pendengar. Daya tarik suatu materi juga akan sangat menentukan keberhasilan suatu pembicaraan. Adapun yang dapat menjadi pemicu rasa ketertarikan pendengar diantaranya adalah :
 Up to date, masalah yang dibicarakan adalah masalah yang sedang hangat-hangatnya di dalam masyarakat.
 Merupakan suatu yang menyangkut kepentingan pendengar.
 Masalah yang mengandung pertentangan publik, benar-salah, baik-buruk.
 Sesuai dengan kemampuan logika pendengar, dll.
6. Teknik Penyajian
Teknik yang dimaksudkan disini adalah cara-cara yang digunakan didalam berbicara, meliputi :
a. Kemampuan menggunakan bahasa lisan dengan baik. Dalam hal ini seorang pembicara hendaknya memiliki kemampuan tata bahasa yang baik, artikulasi yang jelas dan tidak cadel, intonasi yang menarik (tidak monoton), aksen yang tepat, dan tidak terlalu banyak menggunakan istilah yang tidak perlu.
b. Ekspresi (air muka) yang menarik, misalnya: tidak cemberut, tidak pucat, tidak merah, dan sebagainya. Ekspresi dalam berbicara sangat penting untuk memikat minat dengar atau rasa ingin tahu dari pendengar.
c. Stressing (redance), yaitu kemampuan seorang pembicara untuk memberikan penekanan pada masalah-masalah inti atau penting didalam pembicaraannya, misalnya dengan pengulangan-pengulangan yang seperlunya, atau dengan penekanan-penekanan tertentu dalam nada pembicaraan.
d. Kemampuan memberikan refreshing (penyegaran) dengan menyelipkan intermezzo, yaitu dengan menyelingi pembicaraan dengan hal-hal lain yang berhubungan yang mengandung kelucuan, baik itu pengalaman sendiri atau sebuah anekdot, dengan tidak mengurangi nilai pembicaraan. Hal ini dimaksudkan agar pendengar tidak terlalu stress yang bisa menimbulkan kejenuhan atau kebosanan dalam mengikuti pembicaraan kita.
e. Kepribadian atau personality. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah disamping daya pesona atau kharismatik seseorang, juga meliputi nilai-nilai pribadi seorang pembicara, diantaranya: jujur, cerdik, berani, bijaksana, berpandangan baik, percaya diri, tegas, tahu diri, tenang dan tenggang rasa.
Maka jangan menjadi pesimis, tetaplah berusaha melatih diri kita supaya memiliki jenis keterampilan tersebut. Walaupun banyak sisi kelemahan yang saya alami (over akitng). Semua dapat dirubah dengan usaha dan proses yang berkelanutan. Selamat berlatih.

Semarang, 19/12/09

Wednesday, December 2, 2009

Bait-Bait Kesucian


(Part 7)
Nurul hanyalah seorang mahasiswi yang ingin belajar tentang hidup. Perasaan suka sama seorang pemuda dapat ia pendam. Akan tetapi, hati siapa yang kiranya sanggup menerima cinta yang dipenuhi rasa bahagia. Sinar sang rembulan mulai memasuki ruang-ruang yang dipenuhi dengan kesegaran ragawi. Terlihat Nurul hari ini tampak bahagia, matanya selalu menempakan sinar yang penuh dengan kelembutan. Raut wajahnya menandakan seribu satu tanda tanya. Kemana hendak dilabuhkan, hanya di dermaga yang terindah tentunya.
Nampak teman Nurul juga berada diruang kontrakan Anisa, Intan dan Lutfi. Wajah-wajah mereka sangat ceria, Intan dan Lutfi terlihat sedang menyeduh teh hangat dan menikmati tontonan sinetron. Sedangkan Anisa masih sibuk dengan Nurul dengan buku-bukunya. Sehabis asyik dengan buku, Anisa mendekati Intan dan lutifi mengosip Nurul.
“Tau ngak sahabat karip kita sekarang lagi dekat dengan cowok lho. Lumayan cakep sih cuman agak kumuh gitu”, kata Anisa
“Ehemmmmm bener nih, Lutfi menyahut sekaligus sedikit melirik ke arah Nurul. Apa ngak salah denger nih.
“Emang bener katamu Nis”, Intan ikut berpartisipasi yang juga ingin meramaikan gosip terbaru.
“Ya..iayalah, masyak aku bohong. Aku aja barusan ketemu sama pemuda itu. Sepertinya cocok banget deh untuk Nurul. Apa lagi pemuda itu sangat pandai, tutur katanya yang lembut serasa bila kau-kau ini mendengarnya akan bertekuk lutut dihadapannya”.
“Ehemmm..ehemmm, syukuran-syukuran. Kan ada yang mau dapat pasangan nih”, kata ketiga pemudi tersebut.
Ketiga gadis tersebut seakan semakin melayang-layang mengosip dengan pembahasan cinta Nurul di bangku kuliah. Malam ini terasa malam yang berbeda seperti bisasanya, sebab kontrakannya ini biasa dipakai buat kajian rutin baik diskusi, muhasabah maupun ceramah. Mereka semakin penasaran dengan menungu respon Nurul, makanya ketika berbicara semakin nadanya mengeras. Ya...supaya suara itu terdengar oleh Nurul.
Karena merasa mendapatkan perilaku yang membuat kupingnya agak ngak enak. Tiba-tiba Nurul menghampiri ketiga temannya. Dengan membawa bantal guling, Nurul langsung terlentang, tertidur mendengarkan gosip mereka tentang dirinya.
“Ayo...ngegosip lagi, ntar tak dengerin dangan seksama dan sesingkat-singkatnya he he”, bilang Nurul kepada mereka.
Mereka hanya sedikit terdiam yang secara tiba-tiba melihat Nurul enak-enakan tidur dihadapan mereka. Nurul hanya bisa mengeleng-geleng saja dan tersenyum sendiri melihat tingkah mereka.
“Jujur ajalah Rul, gimana perasaanmu dengan Malik”, tanya Anisa
“Oh...namanya Malik”, sahut Lutifi dan Intan.
“Kan udah aku bilang bahwa Malik itu teman satu kelas dan dia berteman baik dengan aku”, jawan Nurul.
“Ada apa ! Kenapa sih kamu. Andai saja itu memang membuatmu bahagia kenapa engkau merahasiakan itu pada sahabatmu ini”, tutur kata Intan semakin membuat suasana terasa hangat.
“Ngak..ngak’, Nurul menjawab.
“Percaya ngak kalau cinta dapat datang dengan tiba-tiba, pepatah jawa mengatakan “tresno jalaran songko kulino”, seperti itu lho ha ha”, Lutfi sedikit ikut merasakan alur perbincangan.
“Ya...Rul, kalau kamu bahagia kita pun sebagai sahabatmu ikut merasakan bahagia”, kata Anisa.
“Udah aku bilang, berapa kali aku harus menjawab pertanyaan kalian. Kalau aku sama dia itu hanya teman kampus titik...!”, rasa jengkel sepertinya mulai muncul pada diri Nurul.
“Ya...udah kalau begitu”, jawab Lutfi
“Awas jangan marah lho he he”, ledek Intan
“Jika kamu disuruh milih antara Malik dengan Kak Andrian, gimana Rul”, Anisa mulai menyodorkan pertanyaan lagi.
Nurul hanya bisa diam dan menatap ketiga temanya. Kak Andrian merupakan idola bagi kaum hawa di Lembaga Dakwah Kampus. Orangnya baik, kulitnya yang putih, tubuhnya yang sangat ideal bagi seorang cowok. Tutur katanya yang lembut dan kepandaianya dalam masalah agama. Sedangkan Malik hanya teman bangku kuliah yang hanya dapat dilihat secara sepintas.
Berbeda dengan Kak Andiran yang sesama di tempat organisasi, jadi sering bertemu mungkin hampir tiap hari. Bahkan banyak kaum hawa akan senang jika diajak bicara dengannya, apa lagi jika diajak bercerita tentang ketarbiyahan. Pasti pandangan mereka akan terpana pada liuk tutur katanya.
“He..he jangan aneh-aneh gitu dong. Kalian bertiga pasti juga suka kan sama Kak Ardian”.
“Iya...sih, andai dia mau sama aku. Kan dia cowok cakep”, pekik Intan
“Betul kamu, aku setuju. Andai dia suka sama aku juga”, lanjut Lutfi
“Dasar kalian ini, kalau lihat cowok cakep pasti pikiranya sudah tidak rasional”, timpal Anisa agak mengerutkan dahinya.
“Benar kan kataku, kalau aku sih biasa aja. Santai aja Nis, kalau mau saingan ada dua sahabatmu dan kaum hawa yang lain”, tawa Nurul mulai nampak. Anisa hanya bisa diam dan sesekali menyubiti ketiga sahabatnya.
Bersama dengan hawa dingin yang merasukki kulit-kulit mereka, para kaum hawa tersebut itu berlalu. Nurul mulai menuju kamarnya, begitu juga sahabatnya yang lain. Selamat malam, semoga malam-malammu semakin indah dan ada rung rindu dai hatimu.
Nurul tidak mampu untuk memejamkan matanya. Bahkan memaksa matanya untuk terlelap akan tetapi mata itu tidak jua mengantuk. Karena tidak bisa tidur, Nurul kemudian menuju kamar mandi dan mengambil air wudhu. Dalam hatinya berharap dengan dua rakat shalat malam ia dapat menikmati mimpi-mimpi indah.
Sebab setiap manusia tentu sangat menyukai dan merindukan keindahan. Banyak manusia terjebak pada keindahan yang menganggap keindahan adalah yang memiliki nilai dan berharga seperti layaknya karya seni. Tapi berbeda dengan Nurul yang mengharapkan keindahan dalan mengarungi kehidupan ini.
Dua rakaat sudah ia jalani ditambah dengan tiga rakaat shalat witir. Bahkan ia membaca satu juz ayat-ayat al-Qur’an dan berdoa semoga diberi kemudahan dalam menjali lika-liku kuliahnya. Sebab godaan tertingi di kampus yaitu hubungan antar jenis, apa lagi mahasiswa-mahasiswi sudah dewasa dalam berfikir.
Diri Nurul yang tertutup dengan kain lebar dan panjang layaknya gamis telah tertanam di dalam keluarganya. LDK adalah tempat para kaum hawa yang ingin belajar tentang Islam, tapi semakin lama lembaga ini seperti orang salafy. Inilah fitrah agama, sebab banyak orang memburu keindahan dan membelanjakan uangnya demi jasmani dan kemewahan.
Akan tetapi, itulah budaya pragmatis dan hedonis mahasiswa sekarang. Tidak jarang kita menyaksikan penampilan pakaian yang minim dan indah, bukanya mendapatkan pujian melainkan hinaan. Itulah kehidupan kampus yang terselimuti arus modernitas.
Nurul mulai berbaring diatas kasur, matanya sudah mulai ada tanda-tanda kantuk. Tapi hatinya masih teringat dengan kata-kata sahabatnya. Jika disuruh memilih cowok mana antara Kak Andrian dan Malik. Apa lagi keduanya bagi Nurul adalah anugerah, dijadikan teman untuknya. Memang benar, Kak Andrian merupakan idola bagi kaum hawa di Lembaga Dakwah Kampus.
Perasaan gusar melanda Nurul, tapi matanya sudah tidak tahan rasa kantuk. Semoga malam itu adalah malam yang indah, malam dengan satu mimpi yang mampu mengetarkan seisi batinya.
Tiba-tiba Anisa mendatangi kamar Nurul dan mengkagetkannya.
“Hayooo..lagi mikir apa, pasti lagi mikirin mereka berdua”, ledek Anisa
“Lom tidur ta Nis”, tanya Nurul
“Aku tidak bisa tidur temenin aku sebentar ya. Tadi aku juga lihat kamu dari balik pintu mengambil wudhu. Begitu juga aku ikut-ikutan kamu”.
“Tapi aku sudah nagantuk”
“Please, temenin aku ya”, pinta Anisa
“Ya...deh, cuman sebentar aja ya cos kita besok kan harus berangkat kuliah”.
Kedua insan tersebut pada akhirnya bercerita banyak tentang keluh-kesah dunia. Bahkan sampai membincangkan Malik dan Kak Andrian. Padahal hati Anisapun sebenarnya jatuh rindu kepada Kak Andrian. Tapi bagaimana mungkin kecantikan dan kepandaiannya tidak sehebat sahabatnya ini.
Nurul menyadari akan keluh Anisa, tapi sebagai sahabat sejati harus ada saling menerima. Tapi jangan bersaing soal cowok, biarlah angin yang menjawabnya. Terpenting bagi diri kita yaitu menjadi insan yang terbaik, jika jodoh tidak akan kemana.
Merekapun tersadar dan telelap satu kasur dikamar Nurul.
* * *
Kampus dengan rutinitas mahasiswa yang ingin belajar tentang ilmu pengetahuan sudah menjadi menu di mata Nurul. Banyak mahasiswa memakai mobil, montor, sepeda ontel dan banyak juga yang berjalan kaki dari kos-kosan, seperti Nurul yang kebetulan dekat dengan kampus. Hari ini banyak yang harus dilakukannya seperti ntar siang yang ada rapat redaksi, kebetulan juga dia kuliahnya hanya pagi aja. Jadi bisa memanfaatkan waktunya untuk berkunjung ke perpustakaan.
Perpustakaan yang sudah dibangun dengan megahnya dan dipenuhi rak-rak dengan isi buku-buku baru membuat hati Nurul ingin segera memegang dan kemudian membacanya. Ia berjalan dari rak ke rak lainnya banyak ditemuinya buku-buku yang masih tampak rapi, dalam hatinya berkat apa mahasiswa sekarang sudah males membaca buku ya. Buktinya buku-buku ini masih tampak bersih sekali, apa lagi kursi-kursi yang makin sepi. Hanya ada beberapa orang yang duduk dikursi sambil menikmati sentuhan rangkaina kata buku kesukaan.
Nurul terus mencari buku yang ingin ia baca. Ia temukan buku dengan judul “Kimia Kebahagiaan” karangan Imam Al-Ghazali. Tangganya merengkuhnya dan sesekali membolak-balikan lembar demi lembar sambil ia berjalan menuju persingahan kenyamanan. Ia duduk dan meletakan buku dan tangganya diatas meja. Nurul membacanya dengan rasa serius, apa itu kebahagian ya..bisik hatinya.
Setiap orang menginginkan hidup kebahagiaan, pa lagi dalam beragama ada satu doa yang pasti selalu terucap yaitu kata-kata “Berikan aku kebahagiaan dunia dan akhirat”. Apakah kebahagiaan itu ketika orang dengan harta melimpah, jabatan yang tinggi, istri yang cantik. Semua hanya realitas semu yang dilihat hanya aspek materialaistik atau hanya dengan kasat mata.
Sudah hampir setengah jam ia membaca. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Kini sudah banyak mahsiswa memnuhi ruang perpustakaan. Mungkin mereka banyak tugas jadinya ke perpus hanya untuk mengerjakan makalah atau pepernya. Biasanya tugasnya hanya copy paste dari internet maupun pergi ke rental mencari tugas yang sama, karena Dosen sudah banyak tahu jadinya tugasnya disuruh ke perpus dengan refrensi buku asli. Ah...napa aku jadi ngusursi mereka, mendingan lanjutin membacanya.
Kini ia mencapai pada pembahasan tentang keindahan. Keindahan dalam bahasa Al-Qur’an disebut dengan ”jamal” dan ”husn”, menurut Ibnu Al-Atsir keindahan terdapat pada rupa dan makna. Sedangkan peringkat keindahan menurut Al-Ghazali dibagi menjadi lima: (1) keindahan sensual dan duniawi’ (2) keindahan alam’ (3) keindahan akliyah, yaitu keindahan yang ditampilkan karya seni atau sastra yang dapat merangsang pikiran dan renungan; (4) keindahan rohaniah, berkaitan dengan akhlak dan adanya pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu dari seseorang atau karya sastra’ (5) keindahan ilahi.
Sadar ia rasakah, manusia akan mencapai kebahagiaan ketika ia mampu memhamai keindahan ini. Pada diri seorang perempuan diberikan keindahan, makanya harus menjaga keindahan itu. Pesona seorang wanuita bisa membuat seorang laki-laki tidak berdaya dan bertekuk lutut kepadanya. Makanya kata-kata, “surga ada di kaki ibu”, sesungguhnya seorang wanita diberikan sis-sisi kemulyaan, walaupun banyak kelemahan dari aspek ibadah. Tak heran sekaragn banyak gerakan feminisme, gender ataupun emansipasi yang memperjuangkan martabat, derajat dan harkat seorang wanita. Kini perempuan tidak lagi harus diremehkan.
“Assalamualikum”
“Waalaikum salam, silahkan duduk Lik”, pinta Nurul
“Maaf, menggangu kenyamanan membacamu”. Dari tadi Malik sudah memperhatikan Nurul melihat keseriusannya dalam membaca tanpa sedikitpun melirik atau bahkan memandang, sesekali matanya hanya melihat sekejab.
“Ah, nagak kok malahan seneng cos ada yang menemanin hehe”. Kok nagak baca buku...?
“Lagi males, ingin aja duduk-duduk diperpus kan lumayan ber-Ac, dari pada diluar hawanya panas. Pa lagi tadi aku ma Rizal habis dari kantin jadi instirahat di sini boleh dong”. Lagi baca buku apa..?
“Dasar kamu ini, emangnya rumahmu dibuat istirahat. Ni cuman membaca buku karangan Al-Ghazali”.
“Oh...ya dah dilanjutin bacanya. Aku tak sambil leyeh-leyeh. Ntar kalo dah seesai aku dibangunin and diceritain kesimpulan isi bukunya he he”.
Nurul melanjutkan membaca bukunya. Waktu sudah hampir siang, terdengar suara adzan. Tapi dia belum sempat menyelesaikan membaca bukunya. Dia menuju ke Rak untuk meliaht-lihat buku, barang kali ada buku yang cocok untuk di pinjam kan nangung jika hanya meminjam satu buku. Ia terus mencari dan pada akhirnya menemukan buku karangan Syeh Muhammad Abduh dengan judul Risalah Tauhid.
Ia terburu-buru meminjam buku dan langsung menuju ke Majid kampus. Apa lagi ntar habis Dzuhur ada rapat redaksi. Suasana air kehidupan memberikan segar dan keharuman pada dirinya.
Tampak sekretariat LDK sudah ada sebagian orang. Di situ juga ada Anisa dan Kak Andrian yang sepertinya lagi asyik ngobrol.
“Asslamualaikum”
“Waalaikum salam, Gimana Rul persiapan rapat redaksinya”, kata Kak Rizal
“Alhamdulillah, sudah aku persiapakan”
“Tadi habis dari perpustakaan ya..?”, tanya Anisa
“Iya benar katamu Nis, Subhanallah. Tak tinggal dulu sebentar ada yang lupa nih”.
“Emang da pa”, kata Kak Andrian.
Tapi Nurul keburu lari terbirit-birit. Rupanya dia baru sadar kalo dapat amanah bahwa dirinya harus membangunkan Malik yang masih tertinggal istirahat di ruang perpustakaan. Ia menuju ruang perpus dengan terburu-buru. Tiba-tiba Nurul terpleset hendak menuju lantai dua gedung perpus, kakinya mmengucurkan darah merah.
Tanpa disengaja pula Malik sudah bangun dan melihat Nurul terjatuh. Kemudian ia bergegas menghampirinya. Nurul tidak bisa berdiri kakinya terus saja mengeluarkan darah.
“Maaf Lik, aku tadi lupa membangunkanmu. Sembari merasakan sakit Nurul mengucapkan kata-kata maaf.
“Ngak pa..pa.., gimana apa harus aku bantu. Maaf ya...!”.
Langsung saja Malik membangunkan dan mengandengnya menuju ruang polik klinik untuk perawatan kakinya. Tapi tubuh Nurul terus saja bergeliyat dan ingin saja melepas gandengan tangan Malik. Karena saking kuat tanganya Malik, Nurul tak mampu melepasnya. Getar jiwa Nurul mulai membara, walau sebenarnya hatinya berkata lain, “saya bukan muhrimnya”.
Nurul mendapatkan perawatan dari salah satu dokter. Kakinya mulai dibungkus perban. Malik menunggu diruangan itu dan melihat rasa sakitnya. Di pandaginya terus wajah Nurul yang tampak merah pucat. Sesekali Nurul memandang wajah Malik. Sebenarnya engkau tampan dan baik Malik, kata perih sakitnya.
Oh...aku harus segera ke sekretariat, aku masih banyak tugas disana”
“Kamu harus istirahat dulu sebentar”, kata dokter tersebut sembari mengambilkan multi vitamin.
“Ya..istirahat dulu aja atau aku tak ke sekretariat LDK dan memberitahukan ke temen-temen bahwa kamu tidak bisa mengikuti”, pinta Malik
“Tidak bisa, aku harus kesana”. Dokter itupun keluar sesudah memberikan multi vitamin dan ia berkata, “Di jaga temennya ya, aku tak keluar dulu”.
“Ya..Bu, ma kasih”, jawab Malik kepada Bu dokter yang kelihatan masih muda dan cantik.
“Aku harus pergi dari sini”.
Tanpa sepengetahuan Malik. Nurul langsung saja nyelonong pergi dan terlihat masih terseok-seok dalam berjalan. Malik rupanya tahu dan langsung saja ia menggandenganya.
“Lepaskan aku”
“Ngak, kamu harus istirahat kalau kamu mau ke sekret ya saya antar. Kamu terluka kan juga gara-gara aku”.
Tanpa merasa kaku Malik terus mengandengnya. Hampir kurang beberapa meter Nurul sudah hampir sampai. Detak jantungnya terus mendayu-dayu, getar apa ini gerangan. Maafkan aku ya Allah, aku tidak mampu menahan rasa ini.
Malik kemudian melepasnya dan berkata kepadanya untuk hati-hati. Ia tahu kalau di lihat teman-temanya pasti Nurul akan dimarahi karena ia bukan muhrimnya. Lirikan mata Nurul ada seribu tanda tanya. Ucapan terima kasih menghempas gelombang terik mentari. Malik hanya bisa memandangnya sampai Nurul sampai ke tempat tujuan.
Terlihat sudah banyak orang memenuhi sekretariat LDK. Nurul tak mampu berkata, ia merasa bersalah yang seharusnya datang duluan malahan datang belakangan alias terlambat. Dengan menahan rasa sakit, ia tetap tegap dan tegar seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
“Assalamualaikum, maafkan aku temen-temen datang terlambat”, wajah nurul semakin pucat dan menahan rasa sakit.
“Apa-apaan kamu ni Rul, datang kok telambat. Apa kamu sudah tidak menghargai rapat redaksi. Jika kamu sudah tidak sanggup untuk bertanggung jawab, bubarkan saja rapat kali ini”. Salah satu temen laki-laki mengomeli Nurul
“Maaf, tadi ada sedikit keperluan”.
“Alah, alesan saja”.
“Sudah-sudah”, kata Kak Andrian.
Sekarang kita lanjutkan rapat redaksinya. Saya persilahkan Nurul untuk memberikan wejangan dan memimpin rapat pada kali ini. Wajah seakan memebrikan isyarat ketidak mampuan memimpin rapat. Seisi ruangan dan tulisan-tulisan kaligrafi yang terpajang sekan-akan menandakan kemarahan kepadanya.
Kata demi kata ia tuturkan dengan kelembutan. Tinggal ada beberapa kekurangan tulisan diantaranya rubrik puisi dan artikel ilmiah. Ada yang ingin memberikan komenternya. Sebab tinggal dua hari buletin ini harus segera naik ke percetakan dan untuk segera diterbitkan.
“Ya, saya..! kata laki-laki yang emosi kepada Nurul. Kamu harus bertanggung jawab atas kekurangan rubrik tersebut.
“Kan sudah ada penanggung jawabnya sendiri”, komentar Anisa tiba-tiba.
“Ini sebagai hukuman atas keterlambatnya. Apa lagi yang bertanggung jawab untuk rubrik tersebut orangnya lagi sakit. Jadi saya sarankan untuk sesegera mungkin menyelesaikannya.
“Kamu ini, kita sebagai teman juga harus bantu-membantu dong”, Anisa semakin panas ja.
“Ya...ya...tenang-tenang. Kita semua bertanggung jawab atas semua ini. Maka dari itu tetap semangat dalam menjalankan tanggung jawab ini. Sekarang sudah saatnya kita susahi rapat kali ini. Apa lagi sebentar lagi adzan sore. Kak Andrian mulai memberikan comenya.
“Ya..saya akan bertanggung jawab di sini apa lagi saya diamanahi sebagai pimpinan redaksi. Karena waktu sudah sore marilah kita akhiri rapat kali ini dengan bacaan Hamdalah bersama-sama. Wassalamualaikum Wr. Wb, Nurul menutup rapat redaksi kali walau rasa sakit ia sembunyikan.
Semua temen-temen Nurul berlalu pergi ada yang menuju ruang kuliah, ada yang ke kantin dan ada pula yang langsung pulang ke kosnya. Ada bebrapa temenya masih berada di ruangan temasuk Anisa, Intan, Lutfi dan Kak Andrian. Nurul tampak kebingunggan ada dua rubrik yang harus ia selesaikan. Harus minta kepada siapa, aku harus tenang, pekiknya.
Kak Andrian merasakan ada yang aneh pada diri Nurul. Namun ia tidak berani mengatakn perkataan itu. Ia tidak ingin melihat Nurul tambah berat atas tanggung jawabnya. Tapi haruskan aku hanya diam diri, sedangkan aku tahu sendiri apa yang talah dikerjakan Nurul di perpus. Rasa suudzon menghampiri Kak Andrian, begitu juga Anisa dan sahabat dekatnya.
“Rul, aku hanya ingin memperingatkan. Kalau bisa dijaga dirimu itu. Aku tahu apa yang kamu lakukan di perpus hingga sampai terlambat datang rapat redaksi. Ingat aku tetap percaya pada dirimu, tapi...!
“Tapi kenapa Kak, maaf bukannya begitu. Tadi aku terpleset jadi kakiku berdarah dan harus dirawat di polik klinik”, Nurul seperti di sudutkan dengan kenyataan
“Ya...itu, ingat semua hal itu mungkin dan segera selesaikan tanggung jawabmu”. Kak Andrian berlalu pergi begitu aja.
“Ya...Kak”, tiba-tiba Nurul meneteskan air mata dan sesegera ia mengusapnya dengan sapu tangan. Takut kalau para sahabatnya tahu. Ia beranjak berdiri dari kursi. Bruuuuukkk....tubuh Nurul jatuh kelantai. Rupanya ia tidak mampu untuk berdiri. Sontak suara itu mengkagetkan seisi ruangan. Sahabatnya langsung menghampirinya.
“Da pa Rul, kok sepertinya ada bekas tetesan air mata juga diwajahmu”, Lutfi sembari menggangakat tubuh Nurul dan Intan mendekatkan kursi untuk bisa dibuat duduk.
Nurul memperlihatkan luka di kakinya. Ia berani membukanya yang kebetulan juga tidak ada para laki-laki. Para sahabatnya kaget. Langsung saja membawanya pulang ke kos, biar Nurul istirahat dulu. Tapi ia tidak ingin pulang dulu sebab masih ada yang harus ia kerjakan. Tapi Lutfi begitu aja menggandeng sebelah kiri dan sebelah kananya Intan. Nampak sebuah kendaran sudah ditumpangi Anisa buat mengantarnya, yang kebetulan juga ia keluar pinjam kendaran temenya.
Anisa dan Nurul meluncur pergi. Matanya menagkap suatu tatapan yang indah. Ya...ternyata Malik sedang duduk-duduk ditaman dengan menikmati hot spot. Mata Malik juga memandang Nurul dalam hatinya berkata, “hati-hati”. Isyarat itu terdengar di ruang hati Nurul. Ma kasih Malik, katanya. Malik hanya bisa menatap dari kejauhan dan tak mampu untuk memangil namanya, laju kendaraan yang cepat hanya bisa menagkap isyarat angin pesan salam darinya.
* * *
Pascal pernah mengutarakan kata-kata bijak, “pikiran positif dari kepercayaan, pikiran negatif datang dari keraguan-raguan; rasa takut yang benar adalah rasa takut yang digabungkan dengan harapan, karena lahir dari kepercayaan, serta berharap pada Tuhan yang kita yakini; sementara rasa takut yang salah digabungkan dengan keputusasaan, karena takut pada Tuhan; beberapa orang takut kehilangan-Nya, sementara yang lain takut mencari-Nya.
Nurul hanya bisa terbaring lemas diatas kasur kamarnya. Lukisan bergambar pegunugan dengan pemandangan air terjun seakan menyejukan suasana di kedamaian kamarnya. Ia yakin atas kemampuannya dan tidak perlu ragu-ragu, aku harus percaya dengan kemampuanku, katanya.
Harga dirinya seharusnya menjadikannya semakin kuat. Dengan datangnya masalah, aku akan menjadi lebih dewasa. Sebab aku harus berfikir untuk menyelesaikannya. Sebuah anugerah terindah jika Allah selalu memberikan masalah kepadanya.
Orang yang takut dengan masalah aakan banyak di pengaruhi pikiran-pikiran negatif dan akan menghalangi untuk sebuah kesuksesa besar. Maka aku harus berfikir bagaimana caranya aku bisa sukses, tanpa harus berfikir tentang kegagalan. Nurul seakan memberatkan otaknya untuk berfikir tentang tanggung jawabnya. Belum lagi soal perkataan Kak Andrian yang belum ia mengerti. Di tambah dengan hatinya yang selalu bergetar memikirkan Malik, dia selalu hadir dalam berfikirnya kali ini.
“Apa yang harus aku perbuat, waktu tingal dua hari sedangkan aku hanya bisa terkapar. Belum lagi soal Kak Andrian dan Malik”, suara itu muncul dari balik sanubarinya yang terus bergejolak. Tanggung jawab yang harus aku selesaikan dulu...!
Ia raih Hpnya yang tergeletak dimeja dan ia seduh teh hangat yang dibuatkan Anisa. Mulutnya mulai basah dengan kehangatan. Jari-jemarinya mulai menekan huruf demi huruf. Satu rangkain kalimat telah selesai ia tulisakan. Kemudian ia kirim rangkaina tulisan itu kepada teman-temannya termasuk rizal. Tapi Malik tidak ia kirimi
Tulisan itu hanya permohonan bantuan untuk melengkapi kekuarangan buletinya. Balasan sms dari temen-temenya ia tunggu dengan harap-harap cemas. Satu demi satu denting suara hp terus berbunyi. Kebanyakan isinya selalu bertulisakn, “Insayallah”.
Albert Einstein pernah mengatakan, “Jika saya memberi anda satu sen, maka nada akan menjadi lebih kaya dan saya akan lebih miskin satu sen. Tapi jika saya memberikan anda satu ide, anda akan mempunyai ide baru, tapi juga saya masih memilikinya. Itulah kata-kata yang membangkitkan rasa penasaranya. Tidak ada pilihan lain selain memberikan ide kepada orang lain dengan imbalan. Tapi apakah mungkin sedangkan aku saja masih terkapar. Bunyi dering Hp seakan mengkagetkannya. Ternyata call dari Rizal.
“Assalamualikum’, kata Rizal
”Waalaikum salam”, jawab Nurul
“Maaf Rul, saya tidak bisa membantu untuk hal tersebut. Tapi aku sudah memberitahukan kepada Malik. Kenapa kamu ngak sms Malik..?”.
“Terima kasih sudah merepotkanmu. Aku ngak enak aja ma Malik”.
“He he hayooo...! Santai aja Rul sepertinya tadi pas aku call dia uudah respon kok. Aku percaya pasti besok Malik bakalan memberimu kejutan”.
“Ah..kamu ni Zal, malahan aku yang tambah ngak enak dong.
“Sanati aja Rul, sekarang istirahat dulu. Met malam and semoga mimpi indah. Udah dulu ya..salamualaikum”, Rizal mengakhiri perbincanganya.
“Waalaikum salam Wr Wb”.
Kini gundah pikirannya semakin menjadi-jadi. Bayang-bayang wajah Malik kian selalu hadir seketika kedipan mata. Rambut panjang seakan menjadi indah bermahkotakan senyum Malik. Merah pipinya seperti dibelai halus lembut tangannya. Kupingnya selalu mendengar kata-kata yang serba aneh dari mulut temannya yang paling nyeleneh. Maafkan dan ampuni aku ya...Allah,. kenapa ia tiba-tiba hadir dalam pikiranku. Sunggu aku inginkan nilai diriku mulia di hadapan-Mu.
Kelemahan hatiku ini akankah menjadi hambatan bagiku untuk mencapai prestasi dan cita-citaku, sampai kepada tujuan yang semestinya aku perjungakan dengan segala kemampuanku. Sungguh bahagia orang-orang diberikan “cinta” yang dapat membuat jiwanya tangguh sebab cinta adalah anugerah dan berkah. Ataukan akan jadi malapetaka..! Sungguh naif hatiku ini..Malik..oh Malik..kenapa kamu membayangiku terus. Aku telah merasakan detak jantungmu dan belaian indah tanganmu.
“Ya...Allah dengan segala kemahaan, aku tidak berdaya lagi, aku hanya bisa memohon semoga ini bukan cinta”.
Ada perasaan yang amat sangat aneh pada dirinya, perasaan yang dianggap hanya datang sesaat. Perasaan itu pasti akan luntur seiring perjalanan wakti. Perasaan itu akan lenyap seiring datangnya mentari dipagi hari. Tapi, jiwa itu apakah sejalan dengan harapannya. Sulit rasanya menghindar dari perasaan cinta. Cinta datang secara tiba-tiba dengan perasaan yang berbeda-beda.
Nurul hanya benar-benar merasa telah hanyut dalam lamunan yang semestinya tidak perlu dihadirkan. Melihat paras Malik yang tidak begitu menarik bila dibandingkan dengan Kak Andrian. Berkali-kali sahabat Nurul selalu supaya dia dapat dekat dengan Kak Andrian, tapi banyak juga wanita-wanita laen menyukainya bahkan sahabatnya sendiri si Anisa.
Baru kali ini Nurul merasakan hal ini, yang sepantasnya ngak perlu di umbar tapi jika melihat umur sepatutnya juga ia memikirkan dirinya. Ini namanya melawan budaya dan agama, aku bukanlah sorang gadis kota yang seenaknya saja mengatakan cinta atau bergaul bebas dengan seorang laki-laki. Tapi aku baru kali ini merasa dekat dengan seorang pria bahkan baru kali ini diriku tersentuh tangan seorang pria yang dapat mengetarkan jiwanya.
Ah...itu hanya perasaan sekejab...titik....!
Derinng dan getar hp sekan mendayu-dayu diraihnya dan dibukanya. Ternyata sms dari Kak Rizal
Ass. Rul, maafkan aku ya telah lancang brkt yg tak pants aq ucapkn td siang. Cos q lg ngak terkndli, q mrasa brsalah maafkan aq ya. Q tahu kamu dkt ma Malik, tapi....?
Itu kalimat sms yang ia terima dibacanya dengan teliti, rupanya dia melihat semua tentang kedekatanya dengan Malik. Bahkan ada sedikit kejangalan dalam sms itu sebuah tanda tanya. Nurul bingung mau berkata apa. Sejenak ia berpikir, mencarai alternatif untuk menjawab smsnya. Ada apa sebenarnya. Iapun akhirnya menuliskan pesan balasan
Wss. Ya..sama2. Q jg minta maaf krna Malik tmen satu kelas yg akrap dgnq. Maksd sms Kak Andrian apa kok masih ada tanda tanyanya.
Sejenak Nurul harap-harap cemas menungu jawaban sms. Pkirannya semakin menjadi-jadi. Bakan dirinya merasa takut. Memang sih kita tidak pantas terlalu dekat dengan seorang cowok yang bukan muhrimnya. Apa lagi kita juga aktivis LDK yang harus meatuhi rambu-rambu agama dan peraturan organisasi. Sms yang ditunggu datang, langsung ia baca.
Ternyata isinya juga seperti apa yang dipikirkan. Nurul diberi peringatan, kalau dia sampai ketahuan lagi dekat bahkan sampai jatuh cinta muhrimnya ia akan di pecat dari organisasi LDK.
Apa ada yang salah jika aku jatuh cinta. Cinta itukan fitrah. Mengapa harus diatur-atur segala. Apakah aku harus jadi cewek yang pendiam dan hanya terpaku kepada teks-teks yang ujungnya dijodohin atau dilamar. Tanpa harus tahu gimana laki-laki terebut.
Ah.....dasaaaar..cinta itu aneh. Biarkan saja mengalir...!
* * *