Saturday, April 27, 2013

Celana di Bawah Lutut

AHMAD seorang pemuda kampung yang kini tinggal di kota, sudah hampir satu minggu ia menetap di rumah saudaranya. Karena bosan di rumah terus, Ahmad memutuskan untuk keluar jalan-jalan sendiri. Siapa tau bisa menghilangkan rasa penat, katanya.

Ia sangat menikmati kesendiriannya, selang berapa waktu ia tengok jam tangganya. Waktu sudah sore, ia baru ingat bahwa dirinya belum menunaikan shalat ashar. Ia putuskan untuk mencari masjid terdekat.

Selesai shalat ashar, ia melihat sisi kanan masjid yang dipenuhi para jamaah. Oh..ternyata ada kajian tematik. Ahmadpun tertarik untuk mengikutinya. Di lihatnya banyak dari para jamaah yang memakai pakaian di bawah lutut.

Selesai mengikuti kajian, Ahmad penasaran tentang mengapa para jamaah memakai pakaian celana di bawah lutut. Iapun menelepon Pak Muh, menanyakan perihal tersebut.

“Sarung (celana) yang di bawah mata kaki akan ditempatkan di neraka”.  (HR. Bukhari). Ahmad merasa ketakutan.

Sunnah memakai pakaian tidak melebihi kedua mata kaki. Haram jika mengenakan pakaian sampai di bawah mata kaki jika dimaksudkan lil khulayah atau karena faktor kesombongan.

“Allah tidak melihat orang yang merendahkan pakaiannya dengan penuh kesombongan”. (HR. Bukhari)

Kain celana atau sarung di atas mata kaki dimaksudkan supaya terbebas dari kotoran atau najis. Ahmadpun di persilahkan memakai pakaian sebatas mata kaki, asalkan mampu menjaga celana dari kotoran dan najis

“Oh..gitu, alhamdulillah. Lha saya kan ketika shalat memakai pakaian khusus shalat.” Kata Ahmad.

Pakaian merupakan produk budaya dan kita diajarkan untuk tahzin atau etika dalam berpenampilan yang sesuai dengan adat lingkungan dan pastinya menghindari tata cara yang dilarang. Sesuai dengan ketentuan yakni untuk laki-laki harus menutup bagian tubuh dari mulai pusar hingga sampai ke lutut.

Semarang, 22/09/12

Sunday, April 7, 2013

Demo Anti-Israel, Mahasiswa Bakar Diri

SEMARANG TENGAH- Aksi menentang agresi militer Israel ke Palestina diwarnai dengan aksi bakar diri. Aksi teaterikal nekat itu diadakan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Semarang di depan Tugu Muda, Senin (5/1).

Sekitar 50 mahasiswa menenteng bendera Palestina dan sejumlah poster kecaman terhadap Israel berdiri melingkari lima mahasiswa yang melakukan teaterikal. Mereka mengambarkan kekejaman Israel membuat rakyat Palestina yang tidak berdosa menderita.

Teaterikal diakhiri dengan aksi nekat membakar koran bekas yang ditumpukkan di atas tubuh Lutfi Maulana, mahasiswa yang memerankan rakyat Palestina yang menderita. Api melumat habis koran-koran bekas tersebut. Aksi itu akhirnya dihentikan oleh rekan-rekannya dengan menarik Lutfi dari kobaran api yang membakar koran-koran di atas tubuhnya, sehingga api tidak sempat melukainya. 

“Aksi ini sebagai bentuk sikap kami mengecam keras Israel atas serangannya ke Palestina. Dengan aksi ini saya harapkan seluruh dunia akan membuka mata untuk kemudian tergerak mengecam agresi militer Israel,” kata mereka.
Setelah aksi teaterikal, sejumlah mahasiswa melakukan penggalangan dana untuk rakyat Palestina korban perang di seputar kawasan Tugumuda, Jl Pandanaran, dan Jl Mgr Sugiyopranoto.

Akan Disalurkan

Koordinator aksi Agus Thohir mengatakan, penggalangan dana akan disalurkan kepada rakyat Palestina yang membutuhkan. 

Sebelumnya, aksi menentang agresi militer Israel ke Palestina juga digelar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo di depan air mancur Jl Pahlawan. Namun, aksi itu dibubarkan polisi. Mereka dinilai melanggar, karena tidak memberitahu dan tidak mengantongi izin.

Pendemo menuntut resolusi Dewan Keamanan PBB, gencatan senjata, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Kapolsek Lamper AKP Suratmin mengatakan, pihaknya meminta supaya aksi unjuk rasa dibubarkan, karena mereka melanggar hukum, yakni tidak memiliki izin. ’’Saya minta dibubarkan, karena mereka izin di Barat,’’ ujarnya.

Taufiq, salah seorang pendemo mengatakan, aksi dimulai dari Kampus III IAIN Walisongo. Setelah berorasi mereka bergerak menuju Simpanglima. Dengan mengendarai sepeda motor, sembari membawa spanduk, poster, dan bendera, mereka menuju ke Masjid Baiturrahman. Para pedemo melanjutkan aksi dengan longmarch menunju bundaraan air mancur Jl Pahlawan. Sebagai bentuk penentangan terhadap agresi militer Israel, mereka membakar bendera negara itu.

Yayan, juru bicara PMII Komisariat IAIN Walisongo mengatakan, pihaknya sudah mengajukan izin ke Polsek Ngaliyan. ’’Di Jl Pahlawan kami menggelar orasi, membakar bendera, dan shalat ghoib. Kami dibubarkan ketika hendak membakar ban.’’ (H55,H3-37)

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/01/06/46040/Demo-Anti-Israel-Mahasiswa-Bakar-Diri
Mohon Restu

Mohon Restu

MEMOHON doa restu menjadi nilai tersendiri dan memiliki keutamaan serta kekuatan, namun pada saat apa kita memohon doa restu?.

Ada beragam hal peristiwa kita memerlukan restu, salah satunya memohon doa restu orang tua. Mohon restu pada saat berpergian jauh, bekerja di luar kota, menduduki jabatan baru, pada saat menghadapi ujian maupun ketika hendak menikah.
Bahkan para politisi ketika menjadi calon presiden, gubernur, bupati maupun lurah meminta restu merupakan hal yang wajar. Sebab restu menjadi bentuk surat rekomendasi yang memiliki kekuatan legitimasi.

Meminta restu tentu ada yang di “minta”, jika seorang anak akan meminta restu kepada orang tuanya. Maka politisi akan meminta restu kepada orang yang dianggap memilki kekuatan masa atau terpandang dimasyarakat; bisa kiai, ustad, media maupun tokoh masyarakat. Sebab restu mereka dibutuhkan untuk memberikan seutas harapan untuk mendukungnya. Adanya nilai kepentingan didalamnya.

Lain lagi dengan permintaan restu anak kepada orang tuanya, sebagai sebuah simbol doa dan mencari ridho-Nya.
“Keridhoan Allah ada pada keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua orang tua” (HR.Tirmidzi)

Bahkan adat Jawapun ada laku meminta restu kepada yang sudah meninggal, mengunjungi pemakamannya dengan melakukan nyekar. Hal ini dilakukan untuk menjaga kedekatan sukma yang antara dirinya dengan sukma leluhur supaya terjalin energi batin, bisikan dan keberkahan untuk harapan dan keinginannya.

Meminta atau memohon restu merupakan tradisi yang sudah mengakar, tergantung “restu” itu ingin di letakan dimana.

SKETSA KEHIDUPAN
Lukni Maulana

Thursday, April 4, 2013

Pemimpin Itu Ngemong

Pemimpin Itu Ngemong

SAAT ini apakah kita menyadari tentang diri ini yang sesungguhnya kita itu pemimpin. Maka selesaikan persoalan dirimu, urusan kepemimpinan kita mengenai diri kita sendiri; dari persolan ekonomi sehingga diharapkan kita tidak korupsi, memimpin keluarga sehingga kita mampu mengatasi konflik maupun memimpin diri untuk bisa bergaul dengan orang lain sehingga tidak mudah emosi dan anarki. Sehingga ketika kita mampu menjadi pemimpin diri sendiri, layaknya ia bisa melanjutkan menjadi pemimpin-pemimpin yang lain.

Pemimpin itu layaknya bangunan rumah tangga, suami itu pemimpin yang memiliki peran untuk mengatur tatanan rumah tangga sedangkan istri itu menteri atau lembaga-lembaga pemerintah yang berperan untuk mendidik generasi penerus dan mengatur kebutuhan rumah tangga dan anak-anak adalah rakyat yang membutuhkan perhatian dari sang ibu.

Maka pemimpin itu harus mampu memiliki sikap “ngemong” atau mendidik, memelihara, dan menjaga. Dan sikap ngemong tersebut harus dimilki juga oleh para pendamping pemimpin baik yang berada ditingkatan kementerian maupun lembaga pemerintahan.
Ingatkah engkau tentang ajaran Sunan Kalijaga dalam tembang berjudul Lir-Ilir. Dalam salah satu baitnya berbunyi, “Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi” (Anak-anak penggembala panjatkan blimbing itu). Mengapa harus Cah Angon?, “al-Imaamu ro’in” (imam adalan pemimpin atau pengembala). Oleh sebab cah angon adalah penggembala orang yang ngemong, pengembala itu memiliki sikap mendidik, memilihara dan memerawat hewan yang pastinya tidak berakal.

Jika ia mampu mengendalikannya dialah Cah Angon, jika Cah Angon memimpin manusia yang berakal diharapkan dapat diatur sesuai ketentuan, dibandingkan dengan hewan yang tidak berakal.
Mengapa yang dipanjat harus buah Blimbing?, Blimbing itu bergigir 5 (lima) yang berarti rukun Islam. Pemimpin harus mempu memegang teguh prinsip rukun Islam dan Blimbing muda berwarna hijau menandakan kesuburan dan kemakmuran, ketika semakin dewasa warna akan berubah kuning mengisyaratkan umat Islam untuk selalu menjadi lebih baik dan matang yang siap untuk disajikan dan dapat dinikmati. Bermanfaat untuk orang lain buah segar yang mengeluarkan manisnya air saripati blimbing yang berarti sumber kehidupan.

Seorang imam (pemimpin) adalah bagaikan penggembala, dan ia akan diminta pertanggungjawaban atas gembalaannya.” (HR. Ahmad, Syaikhan, Tirmidzi, Abu Dawud, dari Ibnu Umar)