Thursday, June 13, 2013

Launching IGI Jateng Bersama Wakil Gubernur Hj. Rustriningsih

Lukni Maulana, Agung Wasono, MA, Nico Harjanto, Ph.D, Hj. Rustriningsih, M.Si,
A. Zaini Bisri, SE, M.Si, Sapto Widodo dan Dr. Lukaman Hakim, M.Si
LAUNCHING hasil Tata Kelola Pemerintah Provinsi (Indonesia Governance Index-2012) untuk Provinsi Jawa Tengah di Hotel Novotel Semarang yang dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Ibu Hj. Rustriningsih, M.Si, Rabu (15/5/13).

Penelitian yang memberikan rangking/index untuk 33 provinsi di Indonesia. Penelitian ini hampir menyita waktu yang cukup lama dari bulan November hingga bulan Mei aku menjalaninya. Mencari data-data dari Rencana Kegiatan Anggaran hingga LKPJ Provinsi Jawa Tengah.

Beragama pengalaman dan pembelajaran aku terima saat mencari data-data tersebut, namun ada yang menarik yang akan aku sebutkan diantaranya; 1) Ada salah satu Dinas Provinsi yang aku kritik, Dinas tersebut langsung merespon dan memberikan amplop berisi uang yang ada di dokumen yang aku cari. Namun aku kembalikan uang tersebut, karena bukan hakku. 2) Ada satu lembaga yang menakut-nakutiku dengan akan mempidanakan.

Namun yang pasti dari apapun yang kita perbuat ada namanya tantangan dan masalah itu harus segera di selesaikan, karena semesta ini akan memberikan pembelajaran yang baik bagi diri anda.

Wednesday, June 12, 2013

Live di Cakra Semarang TV; Puisi Menolak Korupsi

Sehabis dialog Inspirasi Pagi di Cakra Semarang TV memberikan kenangan buku antlogi, "Puisi Menolak Korupsi"
TEPAT hari Rabu, 12 Juni 2013 menjadi salah satu narasumber Live di acara Inspirasi Pagi Cakra Semarang TV. Sebuah stasiun televisi lokal Semarang. Untuk membicarakan suatu tema yang diusung oleh para penyair yakni Puisi Menolak Korupsi.

Aku menjadi orang yang paling muda diantara empat pembicara yakni Bapak Wardjito Soeharso, Driya Widiana MS dan Sulis Bambang. Ketiga orang tersebut sudah banyak menelurkan karya baik puisi maupun buku non fiksi.

Saat awal acara Bu Sulis Bambang membacakan karya puisinya yang terangkum dalam antologi Puisi Menolak Korupsi dengan judul Hutang Kita. Dilanjutkan dengan dialog khusus dunia sastra menolak penyakit bangsa ini yakni perilaku korupsi yang banyak melibatkan elit politik dan pemerintahan.

Semoga kita semakin menyadiri akan hal penyakit tersebut yang sesungguhnya penyakit tersebut amat sangat menyengsarakan rakyat dan generasi yang akan datang.

Tuesday, June 11, 2013

Lingkar Majelis Lalat



Lingkar Majlis Lalat - Di baca Halaman Gedung DPRD Kota Tegal
LINGKAR MAJELIS LALAT



para lalat berkumpul di meja majlis
membincang program rakyat miskin
silahkan makan, katanya
merekapun makan bersama
nikmat rasanya

jangan lupa bungkusannya
taruh di meja saja
kalau boleh lebih juga tidak mengapa
nanti kita bagi sama rata
di luar sana

lalat-lalat selesai rapat paripurna
membawa bungkusan berisi beragam kinerja
selanjutnya terserah anda
buat camilan atau penghias ruang kerja

Semarang, 7/10/13 (23.11)

Belajar Dua Angka Satu



Belajar Dua Angka Satu - Di baca di RRI Semarang


Jika satu ditambah satu adalah dua sungguh indah dunia terasa
Tapi ini bukan dialektika Hegel dalam ruang materia
Atau coba belajar keadilan
Atau mencari kelayakan hidup
Itu percuma sepertinya tidak ada

Adam bercinta di taman eden mendapatkan semua tak terkira
Hantarkan hidup menuju istana sesungguhnya
Dunia

Ini kita manusia ingin dapatkan kepuasan hidup
Pergi menuju oratorium dapatkan sang orion
Di waktu ini rasai menyelinap kalbu manusia
Tanpa sadar hanya nafsu dunia
Hingga lupa rahap setiap detik menunggunya

Marilah kita belajar satu tambah satu adalah kehendakmu ada orang lain
Tidak ambil ini itu ada yang punya
Kepemilikan

Dari kehendak, kita belajar ikhlas
Dari impian, kita belajar sabar
Dari keinginan, kita belajar ikhtiar
Indahnya dua itu satu

Semarang, 10/06/13 – 18.07

By. Lukni Maulana Mahasciena

Membaca Puisi di RRI Semarang Bersama Kusas

MEMBACA puisi di RRI Semarang bersama keluarga besar, "Kumandang Sastra (Kusas)". Aku ini menjadi anggota baru di Kusas dan mendapatkan respon baik dari keluarga bessar Kusas. Diberikan ruang untuk berekspresi.

Di RRI aku membacakan 3 puisi, dua puisi karya sendiri dan satunya lagi milik orang lain. 2 Puisi yang aku baca berjudul, "Belajar Dua Angka Satu" yang aku buat setelah shalat magrib dan "Uang Legislasi" sebuah judul puisi yang terkumpul dalam buku Antologi Puisi Menolak Korupsi. Sedangkan satu puisi milik bapak Wardjito Soeharso yang berjudul, "Sejuta Lalat" yang juga terkabung dalam kumpulan Puisi Antologi Puisi Menolak Korupsi.

Aku ucapkan banyak terima kasih kepada keluarga Kusas khususnya pada hari Senin, 10 Juni 2013 yang hadir untuk membacakan puisi diacara Kumandang Sastra di RRI Semarang yakni; Ibu Sulis Bambang, Driya Widiana MS, Wigoena Djayahadie dan Fransiska Ambar Krityani.

Monday, June 10, 2013

Puisi Tak Ada Nomor di Senandung Sastra Semarang

Depan: Fransiska Ambar Kristiyani, Maya Ofifa Kristiani, Vosa Dian Purwanti, Cinta Logika, dan Najwa Hanif Hima. Tengah: Sulis Bambang, Budhe Sus dan Djawahir Muhammad. Belakang: Lukni Maulana, Martin Marthawienata, Edi S Febri, Didiek Soepardi, Neny Isharyanti dan Pia Cipta
KOPI Darat bersama Keluarga Besar, "Senandung Sastra" di kediaman Bunda Sulis Bambang. Kemungkinan besar saya yang paling muda diantara mereka di keluargga besar Senandung Sastra. Setiap anggota membacakan puisi, begitupun saya ikut membacakan satu puisi.

Inilah puisi yang aku bacakan:
Tak Ada Nomor

Ku kenal beragam gambar
Pakai blangkon
Pakai peci
Berkalung sorban
Politisi makan gombal

Geleng sana geleng sini
Putar sana sini
Teriak-teriak auman sapi

Perah susu sapi kau buat mandi
Daging sapi kau sambut birahi
Kau tinggalkan tulang
Ini bagian untuk negeri

Kehilangan bentuk sapi
Malahan mirip tai
Ya...ini tai
Makanan siap saji
Tuk anak tiri di negeri sendiri
(09/06/13 (12.10 Wib)


Puisi yang dibuat dadakan ditempat itu pula, untuk dihadiahkan kepada keluarga besar Senandung Sastra dan khusus untuk Saudari Neny Isharyanti yang akan Studi di negeri Australia.
Bertemakan Sapi, yang saat ini menjadi polemik korupsi anggaran korupsi sapi dan juga Australia merupakan negara yang memasok kebutuhan daging sapi di negeri ini.

Friday, June 7, 2013

Ingin Menikah



SEORANG laki-laki kurus lulusan salah satu kampus negeri di Semarang berkeinginan untuk menikah. Namun ia barusan lulus, belum memiliki pekerjaan tetap alias penganguran berijasah. Ia pun pergi ke rumah gurunya. Lalu ia ceritakan keinginannya, ia ingin menikah dalam kondisi penganguran. Ia berharap gurunya bisa memberikan siraman yang bisa menyejukan jiwanya.

“Guru, aku ingin menikah dalam kondisi jadi penganguran,” kesedihan nampak padanya.

“Subhanallah!” jawab Pak Muh.

“Tapi belum ada seorang wanita yang siap untuk di nikahi,” kata pemuda itu.

“Alhamdulillah!” jawab Pak Muh.

“Tolong berikan aku amalan. Agar ada seorang wanita bisa aku nikahi dalam kondisiku yang masih penganguran,” pinta pemuda itu.

“Allahu akbar!” jawab Pak Muh.

Pak Muh memeluknya lalu berkata, “Allah akan memberikan jalan bagi mereka yang berusaha”. Lalu Pak Muh membacakan surat An-Nuur ayat 32, “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”

Semarang, 12/09/12