Wednesday, January 21, 2015

Puisi Musim Rambutan dan Nabi Tidak Korupsi

Foto - Arieyoko: Membaca Biji Kehidupan di Rumah Budaya Kalimasada Blitar
Foto - Endang Kalimasada: Wajahku Gosong
DIANTAR ISTRI pagi-pagi menuju Stasiun Tawang, alhamdulillah dapat tiket ke Bojonegoro. Pergi kali ini untuk menghadiri kegiatan, "Pesta Puisi Musim Rambutan di Rumah Budaya Kalimasada Blitar" dan Road Show Puisi Menolak Korupsi (PMK) yang bertajuk "Nabi Tidak Korupsi" di Museum NU Surabaya Jawa Timur.

Dari Bojonegoro, di Stasiun dijemput Kang Arieyoko lalu naik bus menuju kota Blitar. Berselancar ke luar kota selama tiga hari Jum'at 16 Januari - Minggu, 18 Januari 2015.

Kegiatan pertama di Rumah Budaya Kalimasada Blitar yang diasuh dan pemilik oleh Kang Bagus Putu Parto dan Mbak Endang Kalimasada. Seorang pengusaha Kalimasada Cookies yang membuat produk kue kering. Kedua orang suami istri tersebut sangat aspiratif sekali didunia kebudayaan, kesenian dan kesusastraan. Orangnya baik sekali, apa lagi seorang Pengusaha yang turut andil pada wilayah kebudayaan, tentu sangat jarang-jarang kita temui. Lain dari yang lain kedua orang ini, mengundang berbagai penyair, yang tentunya menghabiskan waktu, pikiran, tenaga dan tentunya materi yang tidak sedikit. Semoga apa yang dikeluarkan, apa yang menjadi amanah kebudayaan pada dirinya menjadi teladan bagi kita.
Foto - Agus R Subagyo: Road Show PMK "Sema'an Puisi - Nabi Tidak Korupsi"

Aku membacakan satu puisi dari buku antologiku yang berjudul Biji Kehidupan. Ada hal yang menarik ini untuk pertama kalinya wajahku mengalami luka bakar oleh api dari tissu itu. Ya...Rumah Budaya Kalimasada, menjadi saksi awal wajahku mengalami luka bakar. Padahal sebelumnya belum pernah mengalami hal ini. Padahal aku mulai memainkan tissu, api dan puisi sejak masih kuliah tepatnya sekitar akhir masa kuliah tahun 2008.
Foto - Agus R Subagyo: Museum NU Surabaya


Perjalanan ini berlanjut atas kebaikan pemilik Rumah Budaya Kalimasada Kang Bagus Putu Parto dan Mbak Endang Kalimasada. Kami rombongan penyari diatar menuju Museum NU Surabaya untuk melaksanakan Road Show PMK. Dalam perjalanan sempat mampir dirumahnya Akademisi dan Penyair Kang Tengsoe Tjahjono (Saat ini menjadi Dosen di Korea Selatan). Eh...ya juga mampir makan Bakso di Malang, Bakso Kota Cak Man. Semua ini berkat kebaikan pemilik Rumah Budaya Kalimasada Blitar.

Meski hujan menguyur penyari berbagai kota memeriahkan gelar Road Show PMK di Museum NU Surabaya. Aku bacakan puisi yang berjudul Cahaya Bermata Pedang. Masih memaikan api dan katanya pecikan api sempat membakar karpet panggung, untung penyair dan Dosen Auttar Abdillah singgap mengambil percikan tissu berapi tersebut.

Sampai disini dulu aja, jika diceritakan panjang banget. Salam
Previous Post
Next Post
Related Posts

0 comments: