Thursday, January 22, 2009

Kawasan Wisata Ekologi

WISATA ekologi (ecotourism) merupakan salah satu program pemerintah Semarang sebagai bentuk perwujudan kota berwawasan lingkungan. Namun bagaimana mewujudakan wisata ekologi tersebut, jika identitas kota Semarang sebagai kota barang dan jasa masih terjadi konflik terkait dengan perencanaan kota. Konflik tersebut terjadi sebagai akibat ketidakyamanan masyarakat terhadap kinerja pemerintah kota, seperti; kurangnya sarana dan prasarana lingkungan, penderitaan yang di akibatkan oleh banjir dan tanah longsor, pengalihan lahan pertanian menjadi industri dan perumahan dan bahkan berbagai benturan kepentingan terkait dengan lahan dan ruang yang semakin terbatas.

Maka seyogyanya pemerintah kota dapat memberikan perencanaan kota yang tidak mengkesampingkan masyarakat marjinal dan dapat memberikan yang terbaik demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakatnya.

Masyarakat tentu akan bangga sekali jika wisata ekologi menjadi suatu dambaan sebagai upaya untuk menarik para wisatawan lokal maupun asing. Mereka akan terpesona dan terkesima bahwa ibu kota yang biasanya identik dengan kegiatan ekonomi mampu menyuguhkan kesan lain berupa taman-taman wisata berbasis lingkungan.

Salah satu proyeksi tempat wisata ekologi tersebut yaitu terletak di kawasan Semarang Tengah, khususnya kawasan Gunung Pati dan Mijen dan Kawasn Semarang Barat, khususnya kawasan Mangkang. Sebab kawasan tersebut memiliki nilai keindahan alam serta kekayaan tanaman dan buah-buahan.

Hal ini ditengarai oleh keunikan dan potensi kawasan tersebut, semacam Guo Kreo yang telah dikenal karena potensi alam dan hewan yang hidup bebas serta memiliki sungai-sungai dengan arus yang cukup deras. Bayaknya tempat pemancingan sebagai nilai plus untuk pengelolaan wisata ekologi, bahkan Semarang masih memiliki banyak tempat wisata yang bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata ekologi diantaranya kawasan Pantai Maron dan Marina, Taman Margasatwa Wonosari atau Bonbin Mangkang, Kawasan Hutan dan Danau BSB di Ngaliyan dan Air Terjun dan gunung di Ungaran.

Oleh sebab itu, biar tidak terjadi konflik perencanaan kota antara pemerintah dengan masyarakat. Setidaknya pemerintah kota mampu membuat perencanaan kota berwawasan lingkungan yang tidak memarjinalkan daerah-daerah pingiran kota yang biasanya terkenak dampak dari pembangungan kawasan kota. Ini dapat dilihat dari banyaknya bencana baik bencana banjir maupun tanah longsor yang menimpa di kawasan tersebut semisal di daerah Genuk, Mangkang, Tugu, Tembalang, dan Gayam Sari.

Sebab kawasan wisata ekologi merupakan bentuk penyadaran nilai antara pemerintah dan masyarakat. Maka pemerintah dan masyarakat harus memiliki kesadaran dan bersemangat dalam mewujudkan wisata ekologi melalui partisipasinya dalam menjaga dan merawat lingkungan bukan hanya konflik perencanaan kota yang menimbulkan konflik sosial.

Melalui kawasan wisata ekologi diharapkan kita mampu bersifat arif dan bijak terhadap alam, karena sekarang ini dunia telah dilanda oleh krisis ekologi salah satu permasalahan internasional yaitu akibat terjadinya global warming.

Kota Masa Depan
Kawasan wisata ekologi sebagai bentuk representasi kota masa depan yang lebih bercorak kepada kota berwawasan lingkungan tanpa menghilangkan nilai kota berbasis barang dan jasa.
Kota masa depan merupakan sebuah perencanaan kota Semarang yang memiliki slogan ATLAS (Aman Tertib, Lancar, Asri, dan Sehat), tentunya kota yang mampu memberikan rasa kemanusiaan dan kesejahteraan kepada masyarakat.

Kawasan wisata ekologi bukan hanya pemanfaatan ekonomi bisnis semata, namun terikat dengan tujuan kota masa depan yaitu yang mampu memberikan pembelajaran pendidikan nilai lingkungan hidup baik berupa tempat riset atau laboratorium ekologi. Melalui wisata ekologi seseorang mulai belajar experiential learning (belajar melalui pendekatan pengalaman), pepatah bijak mengatakan pengalaman adalah guru terbaik.
Menanamkan pendidikan nilai lingkungan hidup tidak hanya proses kegiatan belajar mengajar di kelas, namun dapat diterapkan di kawasan wisata ekologi yang menyajikan pembelajaran interaktif semisalnya; outbound, outing, arum jeram, fly fox dan pengenalan tumbuhan dan binatang.

Lewat pembelajaran nilai lingkungan hidup di kawasan wisata ekologi merupakan sebagai bentuk pembelajaran pelestarian kota, karena kawasan kota telah lelah dengan kegiatan industri dan perdagangan yang sering kali memberikan kejenuhan dan kebosanan.

Akankah perwujudan kawasan wisata ekologi dapat terrealisasikan, yang tidak hanya sekedar mengejar motif ekonomi akan tetapi mampu mewujudkan tujuan kota masa depan yang menghargai lingkungannya.
Peran Masyarakat

Kawasan wisata ekologi merupakan tujuan mulia yang akan menanamkan nilai-nilai, baik struktur ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya maupun estetika. Bahkan merupakan kebanggaan tersendiri buat kota Semarang jika mampu merealisasikan kawasan tersebut serbagai bentuk pembelajaran terhadap alam.
Adanya kawasan wisata ekologi merupakan terobosan baru yang tentunya jangan di sia-siakan begitu saja, akan tetapi menjadi sebuah kesempatan baik untuk pemerintah maupun masyarakat.

Oleh sebab itu, harus ada bentuk kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk merealisasikan kawasan wisata ekologi, agar setiap orang mampu menyadari peran dan hubungan dirinya dengan lingkungan hidup. Sebab masyarakat sebagai sistem sosial yang memiliki interaksi dan komunikasi langsung dengan lingkungan hidupnya memiliki andil besar dalam mewujudaknya baik memalui bentuk pelestarian dan menjaga keseimbangan (equilibrium) lingkungan, karena masyarakat sebagai penghuni lingkungan hidup. Menjunjung tinggi kesadaran lingkungan adalah sebuah alternatif individu, dan akhirnya menuntut kesadaran kolektif.

Bahkan masyarakat dapat mengembangkanya ke dalam dataran ekonomi semisalnya dengan pengembangan usaha makanan kecil, oleh-oleh khas Semarang dan pernak-pernik kerajinan tangan. Tentunya potensi wisata ekologi menjadi pola hubungan yang saling menguntungkan dan upaya pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Melalui kerjasama tersebut diharapkan dapat mendapatkan manfaat, selain sebagai upaya untuk pelestarain dan penghijauan alam.

Dengan demikian kawasan wisata ekologi adalah sebuah kebutuhan dan peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam mewujudkan hal tersebut. Maka setiap masyarakat berhak untuk mengaktualisasikan ide dan gagasan perencanaan kota masa depan yang lebih hijau dan indah.

Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat merupakan keterpaduan yang harusnya saling menopang guna mewujudkan kota berwawasan lingkungan. Dengan demikian selain sebagai upaya mewujudkan kota masa depan, kawasan wisata ekologi menjadi proyeksi kota Semarang untuk menunjukan eksistensi kota berwawasan lingkungan.
Previous Post
Next Post
Related Posts

0 comments: