Sunday, November 24, 2013

Resolusi Jihad Antikorupsi - Muslim Anti Korupsi

Road Show ke-11 Puisi Menolak Korupsi di Bojonegoro,  Sabtu, 23 November 2013
Muslim Anti Korupsi - Resolusi Jihad Antikorupsi

KORUPSI menjadi cerita yang tidak terselesaikan, hingga terlontar ungkapan yang mendeskripsikan betapa parahnya korupsi di negeri ini. Sudah berapa banyak uang negara hilang begitu saja dan kesejahteraan rakyat dirampas. Pelaku korupsi telah menjangkit dari berbagai kalangan baik pejabat eksekutif, legislatif dan bahkan merambah dikalangan yudikatif dan pelaku usaha dari pusat hingga ke pelosok daerah. Ibarat cerita, praktek korupsi di Indonesia bagai kisah tidak berujung dan sebegitu akut penyakit yang menggerogoti ke seluruh sendi-sendi kehidupan kebernegaraan.

Parahnya penyakit korupsi hingga bangsa Indonesia mendapatkaan gelar yang begitu istimewa sebagai negara paling korup. Begitu korupnya seakan-akan perilaku korupsi seperti telah menjadi kultur bangsa atau bahkan menjadi laku hidup. Selalu saja setiap hari media-media memberitakan beragam kasus korupsi, seperti suap-menyuap, gratifikasi dan bahkan persolan narkoba pelaku korupsi.

Andai saja perilaku korupsi tidak dapat dihilangkan lantaran memang kejahatan yang tersistem, tentu saja semua akan terlibat dan banyak orang yang berada dalam lingkaran korupsi. Maka ketika terungkapnya sebuah kasus akan ada banyak orang yang terlibat dan terjerat dalam kungkungan lubang hitam korupsi.

Maka kita sebagai umat Islam memilki tanggungjawab untuk memperbaiki sistem ke-Indonesiaan ini, terutama persoalan korupsi. Sebab kita adalah bangsa yang religius dan bahkan sumpah jabatan selalu memakai kata-kata yang melibatkan Tuhan, melibatkan kitab suci. Marilah kita turun tangan bersama menjawab janji kemerdekaan dari perilaku korupsi yang telah mengerogoti.

Jihad Antikorupsi
Sebagai muslim Anti Korupsi saatnya kita melakukan resolusi jihad antikorupsi. Sebab resolusi merupakan tuntutan atas diri kita dan seluruh rakyat yang peduli terhadap perlawanan terhadap korupsi.

Resolusi jihad antikorupsi ini berawal dari diri kita dan orang-orang yang dekat dari kita baik keluarga, lingkungan masyarakat hingga daerah dan wilayah. Sebab kita sebagai umat Islam yang mengajarkan sistem nilai yang bertujuan untuk diri kita menjadi pribadi yang bertakwa kepada Allah Swt dengan jalan mengembangkan segenap potensi dan bakat yang tidak hanya terkait dengan kehidupan pribadi (kesalehan individu), tapi juga dengna hubungan dengna lingkungannya (kesalehan sosial).

Saatnya menanamkan nilai-nilai antikorupsi pada diri kita dengan berbagai ajaran yang telah digariskan oleh ajaran Rasulullah Muhammad yang agung melalui pedoman Al-Quran dan Al-Hadits. Nilai-nilai itu yakni:
1. Amanah
Amanah yang berarti jujur dan lurus. Maka sebagai umat Islam harus mampu menjaga amanah itu, sebab amanh merupakan tanggung jawan yang wajib dijaga dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya baik jujur dalam berperilaku, amanah terhadap jabatan maupun harta.

Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya. Salah seorang sahabat bertanya:”Bagaimanakah menyia-nyiakannya, hai Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab: “Apabila perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya." (HR. Imam Bukhari)

2. Adil
Amanah adalah merupakan munculnya sumber keadilan, sedangkan keadilan tersebut adalah sumber keamanan dan kebahagiaan. Dari situ terlihat jelas ketika Allah Swt menyuruh seseorang melaksanakan amanah, kemudian hal yang harus dikerjakan manusia setelah itu adalah berbuat keadilan.

"Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil." (QS. An-Nisa’: 58)

3. Sabar

Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa kesabaran bisa dibagi dalam tiga bentuk yaitu : (1) Sabar ketika meninggalkan berbagai hal yang diharamkan dan perbuatan dosa, (2) Sabar ketika melakukan ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah swt, dan (3) Sabar dalam menerima dan menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan.

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.” (QS. Luqman/31: 31)

Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.” (QS. Al-Ma’aarij/70: 5)

4. Syukur
Ada beberapa cara mensyukuri nikmat Allah Swt. Pertama, syukur dengan hati. Ini dilakukan dengan mengakui sepenuh hati apa pun nikmat yang diperoleh bukan hanya karena kepintaran, keahlian, dan kerja keras kita, tetapi karena anugerah dan pemberian Allah Swt. Keyakinan ini membuat seseorang tidak merasa keberatan betapa pun kecil dan sedikit nikmat Allah Swt yang diperolehnya.

Kedua, syukur dengan lisan. Yaitu, mengakui dengan ucapan bahwa semua nikmat berasal dari Allah Swt. Pengakuan ini diikuti dengan memuji Allah Swt melalui ucapan alhamdulillah. Ucapan ini merupakan pengakuan bahwa yang paling berhak menerima pujian adalah Allah Swt.

Ketiga, syukur dengan perbuatan. Hal ini dengan menggunakan nikmat Allah Swt pada jalan dan perbuatan yang diridhoi-Nya, yaitu dengan menjalankan syariat , menta'ati aturan Allah Swt dalam segala aspek kehidupan.

Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (QS. Al-Mu’min/40: 61)

5. Qana’ah
Qana’ah memiliki makna dapat menerima kecukupan. Ketika kita diberikan nikmat, kita merasakan kebahagiaan dengan merasa memiliki kecukupan. Hamka menjelaskan qana’ah dalam 5 (lima) sifat yakni: (1) Menerima dengan rela apa yang ada, (2) Memohon kepada tuhan tambahan yang pantas dan berusaha, (3) Menerima dengan sabar akan ketentuan Tuhan, (4) Bertawakkal kepada tuhan, dan (5) Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut.” (HR. Ibnu Majah)
* * *
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Dan yang terakhir kita sebagai muslim anti korupsi selayaknya kembali lagi ke pangkuan teladan Rasulullah Muhammad Saw, sebab Muhammad memiliki akhlaq dan sifat yang mulia. Selayaknya kita malu, kita memiliki teladan namun kita sering melupakan ajarannya. Oleh sebab itu mari kita sebagai umat Muhammad kembali menjadi pribadi yang mempelajarai dan memperaktekan sifat-sifat Nabi Muhammad yakni yang terangkum dalam 4 sifat yakni: (1)Shiddiq,(2) Amanah, (3) Fathonah, dan (4) Tabligh.

Semoga dengan meneladani sifat-sifat kenabian Muhammad Saw kita dapat terhindar dari perilaku menyimpang yakni perilaku KORUPSI.


Lukni Maulana
Website resmi Nahdlatul Ulama www.nu.or.id 
Tulisan ini untuk Kontes BLOG MUSLIM ANTI KORUPSI yang diselenggarakan oleh PPM Aswaja.
Previous Post
Next Post
Related Posts

0 comments: