Cinta Yang Hilang
Akan tetapi di balik keanehan dunia ada segerombol anak muda alias remaja atau siapapun namanya yang penting sudah cukup umur, mereka malahan asyik ngobrol tentang cinta. Apa itu cinta…?. Siapa yang pertama kali mengenalkan cinta…? Bagaimana mendapatkan cinta…?. Makin aneh benar ulah anak muda ini, di bandingkan keanehan yang di lakukan kaum bermateri dan kaum yang suka berfoya foya.
Tidak perlu jadi masalah, bahwa cinta bukan untuk di bicarakan atau di seminarkan aka tetapi unutk di lakukan, sebgaimana macan mencari makan. Cinta cukup mengiurkan lidah merah yang memanas karena kata tersebut tak ada habisnya, begitu hebatynya kata cinta. Maka kenapa ada cinta yang berlabuh di antara dua hati yang lagi kasmaran.
Cinta itu sendiri terbagi menjadi dua, yang pertama cinta kepada allah dan cinta kepada mahluk ciptanya. Terus bagaimana kita mendapatkan salah satunya ataupun keduanya tentau perlu pengetahuan yang cukup, tidak mudah mendapakanya perlu perjuangan.
Wahai cinta di mana engaku berada telah ku sebrangi samudarmu, telah ku kelilingi semestamu bahkan telah aku korbankan diriku hanya untuk bisa mengenal engaku. Wahai cinta, sembunyi di mana engkau akan aku kejar hinga nyawa sebagi taruhanya, maka kembalilah kepada diriku.
Cinta…cinta…cinta…ini bukan persoalan hidup atau mati tapi ini adalah cerita dalam misteri dan siapa saja boleh menjawab teka teki ini. Cinta siapa yang akan berlabuh pada hati yang penuh kotoran nafsu. Cinta siapa yang kan berlabuh pada jiwa yang penuh amamrah. Cinta siapa yang akan berlabuh pada pikiran yang bersyahwat.
Aku Hanya Seekor Kupu-Kupu
Suatu ketika kupu-kupu hinga pada bunga yang sedang mengembagn dengan warna-warni bunganya, begitu indahnya sehinga kupu-kupu terhanyut dalam dunia yang ia sudah kenal sebelumnya. Inilah kenikmatan dunia indera penciumanku telah memangil aku ke pelukanya sampai mataku terasa perih untuk membukanya. Aku tak percaya kalau suatu saat nanti aku akan menjadi kupu-kupu yang dapat menikamtai segala sesuatu yang indah namun kenapa terjadi dalam waktu ini, semoga tak hanya sekarang tetapi suatu saat semoga selalu bersemayam dalam diriku untuk menikmati semesta ini.
Wahai tuhan…jadikanlah aku manuisa yang dapat memetik indahnya bunga ini, jadikan tanganku dapat membelai kelembutanya, jadikan mataku menjadi mata yang terang melihat kesejukan bubnga itu, jadikan pendengaranku menjai keterbuakan yang dapat menikmati halusnya nayanyian bunga itu, jadikan hidungku dapat merasakan wangi tangakai yang membalut tubuhnya. Jadikanlah kupingku menegarkan nyanyian bunga yang sedaang terbujuk rayu akan keindahanya.
Namun aku hanya kupu-kupu
Siapa aku ini aku hanya kupu-kupu
Mempunyai sayap untuk terbang dan kesemuanya sudah ada yang menjalankan
Akulah kupu-kupu bukan manusia
Akan tetapi kenapa manusia terkadang lupa siapa dirinya samapai-sampai ia berani merusak keindahan si bunga, bahkan menganjurkan ke alamian ala mini. Hinga ala yang aku hingapi terasa sesak dengan asapa knalpot dan asap-asap dari cerubung pabrik. Aku juga tak mampu dengarkan lagu bunga, karena telah tergantikan dengan suara bising kendaraan. Alam ku telah terengut dulu akku bisa bebas terbang kemana ala ku begitu hijau sekarang tamanku beubah menjad gedung-gedung yang bertingkat dan tinggi. Tamanku begitu ramai ketika pagi banyak anak-anak bermain-main disini tetapi kenapa tergantikan dengan orang yang sedang berdiskusi tentang kesepakatan jual beli. Semestaku sangat riang dan membuat setiap orang berbagia, kini banyak saudarku menjadi stress karena mereka tergusur oleh perkembangan zaman.
Aku hanyalah seekor kupu-kupu
Mempunyai bentuk bulu yang halus
Namun aku bukan manusia
Alam rayaku berbeda dengan manusia. Manusia lebih asyik memikirkan dirinya sendiri tanpa mau tau siapa di balik lingkunganya. Apa ia hid up sendiri, lihatlah aku…aku di sampingmu….kenapa kamu tidak melirik aku, malahan aku di kucilkan dan engkau berbalik memandang wanita-wwanita yang sedang berjalan dengan pakaian mini. Dengarkan bisik hatiku hai manusia..engkau hanya dengarkan orang yang memberimu berupa materi tak sadarkah engkau manusia engkau tertipu dengan bisik dunia. kasih aku waktu ..tuhanku..akankuperlihatkan wajah malaikat kepada manusia yang belum sadarkan diri.
Tetapi aku adalah kupu-kupu
Surga Di Panggung Hiburan
Zaman sudah merdeka, terserah manusia ingin melakukan apa, ini kebebasan yang sudah tak ada lagi batasan antara salah dan benar. Semua bisa di perdagangkan apa lagi yang namanya tubuh…wow…laku keras, dengan sentuhan syahwat pinggul bergoyang ke depan maupun ke belakang di panggung hiburan. Apa lagi di suguhi biduan yang rupawan alias berwajah cantik, berpingul lebar dengan buah dada yang menonjol semua kan terhanyut dalam impian di surga.
Di lautan putih nyanyian dangdutan semakin keras dan suaranya semakin nyaring tak mampu lagi telinga untuk mendegarkannya malahan terhanyut di dalam kehangatan liuk tubuh penyanyinya. Lampu-lampu menyorot lekuk tubuhnya, ia tak berdosa hanya dengan tubuh sexnya, mulutnya, kulitnya seperti rembulan lagi datang bulan merindukan kasih dan sayang.
Zaman sudah edan, memang benar, siapa ingin merubah tentunya mereka yang benar ingin melakukan kebaikan tapi bagaimana mau melarang namanyanya aja pangung hiburan. Sekarang itu manusia baik seperti binatang yang bercinta, tingkah lakunya layaknya ayam gonta ganti pasangan.
Hidangan minuman yang memabukan (mensen, topi miring, congyang, vodka) dan segala yang memabukan selalu meramaikan di panggung hiburan apalagi yang namanya dangdutan sebgai minuman surga yang ikut memerihkan panggung hibuaran wajib ada dan tak boleh terlupakan..
Sekarang manusia menjadi orang yang hebat, jagoan, rela gila demi seteguk minuman haram, apa lagi gratisan yo… tinggal minum kok repot yang terpenting nikmati malam ini dengan bokong kemeriahan.
Zaman sudah kelebihan penumpang. Manusia seperti Tuhan di arena kebun binatang, berkuasa tak hiraukan kiri dan kanan tingal sampar dan tendang yang menghalanginya.
Zaman meningalkan tumpukan botol minuman, bercecer air muntahan binatang berbau anyir seperti nanah yang di hinggapi beribu lalat. Membuat mata tak mampu menyentuh kenikmatannya.
Zaman telah tengelam, manusia hidup dalam kenikmatan tak tau ia dalam kebingungan mencari sepasang sandal, tidur di jalanan dan meningalkan malam dengan sentuhan keberkahan dunia.
Selamat tingal zaman yang malam ini terasa menjadi kenagan di surga kenikmatan.
0 comments: