Friday, March 6, 2009

BELAJAR DARI JARING LABA-LABA


Bertepatan hari Selasa tanggal 3 November 2009, diriku menjadi pemateri dalam acara Up Grading Pengurus Baru HMI di FPBS IKIP PGRI Semarang. Tanpa sadar kemungkinan itu bisa terjadi, padahal secara jadwal itu bukan hak, untuk menjadi pemateri. Akan tetapi hal itu berkata lain, salah seorang temanku (Ahmad Khunaifi) yang seharusnya menjadi pemateri tidak dapat memikul tanggung jawab tersebut karena ada sesuatu hal yang mendadak. Sebagai seorang teman akupun menyangupi untuk menggantikannya, walaupun dirasa kemampuanku tidak sebanding dengannya.
”Itu adalah sebuah tatangan...!, ujarku”. Sebab tanpa tantangan aku tidak akan berkembang dengan baik. Mealalui hal tersebutlah aku bisa belajar tentang banyak hal, terutama terkait dengan tema materi ”Jaringan Komunikasi Umat”. Padahal kalau di hitung-hitung ada berbagai macam manfaat menjadi pemateri, paling tidak kita mendapatkan pertama, melatih mental dihadapan forum. Kedua, sejauh mana retorika kita dalam menyajikan materi. Ketiga, kita akan berusaha belajar tentang materi tersebut. Keempat, akan mendapatkan tambahan ilmu dari proses timbal baling dengan peserta. Tentunya yang paling menarik adalah kita kan lebih dihargai, semacam penyambutan, hidangan dan keududukan yang lebih tinggi.
Akan tetapi disini aku tidak akan bercerita banyak tentang hal tersebut, bagiku itu adalah pembelajaran yang berklanjutan.
Pada dasarnya Jaringan Komunikasi Umat merupakan kosepsi ”jaringan” antara satu kepentigan dengan kepentingan yang lain. Mengapa saya bilang kepentingan sebab setiap organisasi tanpa idiologisitas kerja sama kita tidak akan mendapatkan apa-apa, karena setiap organisasi membutuhkan organisasi lain dan pihak yang kita ajak kerja sama. Apa lagi yang terkait dengan jaringan secara pribadi..! contohnya, ketika kita kuliah di IKIP PGRI yang note benenya merupakan ”keguruan”. Tentu sangat wajar jika menjadi seorang guru adalah sebagai sebuah tujuan. Maka tak ayal bahwa jaringan merupakan salah satu dari proses mewujudkan tujuan. Sebab jika kita hanya menuntut ilmu dibangku kuliah dan pada akhirnya kita mendapatkan ijasah, kita belum sampai kepada tujuan. Maka apakah kita kan memanfaatkan ijasah tersebut melalui jalan lamaran pekerjaan dari sekolah satu ke sekolah lain. Sangat ironi sekali bukan...!, apa lagi di era yang penuh nepotisme sekarang ini. Maka jaringan merupakan salah satu penentu mewujudkan tujuan tersebut, semisal ada dari keluarga, sahabat, kerabat atau pihak yang kita kenal yang bergerak di bidang keguruan. Kita akan sedikit mendapatkan informasi dari mereka seumpama ada peluang atau lowongan, tentu sangat menguntungkan kita bukan...!.
Apakah kau tahu seekor laba-laba saja membuat jaringan, coba pandangi jaring-jaring itu. Seekor laba-laba berdiam diri ditengah jaring-jaring, jaring-jaring itu membentuk bulatan yang sangat indah. Terus apa hubungannya dengan Jaringan Komunkiasi Umat dan apa hikmah yang terkandung didalamnya bagi kita mengenai konsepsi jaringan laba-laba, padahal hal tersebut bagi laba-laba hanyalah sebagai tempat tinggal.
Mungkin kita boleh berfikir seperti itu, akan tetapi kita sudah sedikit mendapatkan jawabanya yaitu pertama, sebagai rumah atau tempat tinggal ini menandakan dengan jaringan atau networking kita akan mendapatkan manfaat. Kedua, sebagi tempat berlindung dengan jaringan kita akan belajar berlindung sebab jaring laba-laba sangat lengket dan pekat. Ketiga, jaring-jaring itu membentuk lingkaran tidak beraturan bahwa konsepsi jaringan setidaknya mengajarkan bagaimana kita berhubungan dengan orang lain tanpa membeda-bedakan. Keempat, lihat jaring-jaring itu terikat kuat pada setiap sisinya sehingga mampu tegak berdiri, mengisyaratkan kita harus tanggung jawab (sense of responbility) dan mampu menjaga hubungan baik (the lookout for carefully relationship). Pada akhirnya laba-laba itu tidur dengan pulas ditengah rumhnya, maka hal tersebutlah yang kita harapkan melalui hubungan atau ikatan menjaga tali persaudaraan, khusunya persaudaraan sesama muslim).
Jaringan hanyalah sekelumit cara, yang penting bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang unggul. Terpenting bagiku adalah konsep (win or learn) menang atau belajar, untuk mendapatkan tujuan kita harus menjadi pemenang dalam mendapatkannya. Jika kita gagal maka jangan menjadi pesimis, akan tetapi sebagai jalan untuk belajar. Melalui hal tersebut kita akan tahu kekurangan dan kelebihan.
Di zaman ini kita hidup dengan penuh tantangan, apabila kita menyerah atau kalah maka kita akan tergilas dan menjadi orang yang merugi. Tidakkah kita menyadari bahwa hidup ini kita harus memiliki K-4, (1). Kompetensi, (2). Komitmen, (3). Koorporasi, (4). Kolega. Melalui hal tersebutlah kita dituntu untuk tetap optimis dalam menjalani hidup ini, sebab silih bergantinya siang dan malam ada tanda-tanda bagi orang yang berfikir. Selamat belajar, gapai kemenangan...!
Previous Post
Next Post
Related Posts

0 comments: