Sepotong Besi Berkarat
SEPOTONG BESI BERKARAT
Adakalanya mengangkat sepotong besi bernyali. Tersiar langkahkan kaki memusat ke ruang sunyi. Pada sumur itu lakaran denyut nadi semakin dalam semakin nyeri.
Lalu ia berdiri dan apabila bayangan itu bergeser ia berkata, pergilah. Jika ia tidak ingin pergi, sungguh ia akan menjadi rupa kalah. Suara jiwa menyimpang melalui lidah.
Setiap angin berhembus, bintang gemintang dan mayapada tertunduk luruh menjadi saksi bahwa ia adalah hamba. Jangan palingkan muka apalagi meneteskan airmata. Ikrar sebagai kawula menempa kembali dadanya.
Apakah karena persolekan pada tubuh itu. Jauh untuk mengharapkan penghambaan kepadamu. Terlukis dalam hati pengemis yang kokoh berdiri di pelataran rumahmu.
Ia hanyalah sepotong besi berkarat. Pada sumur tua itu ia tersesat. Melihat bayang malaikat.
08/10/2017
0 comments: