Wednesday, December 13, 2017

Syndrom Kopi Anti Korupsi

SYNDROM KOPI ANTI KORUPSI

KITA maknai korupsi adalah sikap dan perilaku, kalau dalam dunia pendidikan ini merupakan aspek psikomotor dan aspek afeksi bukan aspek kognisi. Maka tidak heran pelaku korupsi mereka yang memiliki aspek kognisi yakni mereka yang bergelar sarjana. Maka kedua aspek tersebut adalah nilai-nilai, nilai-nilai tersebut menjadi syndrom yang dikenal dengan sebutan syndrom korupsi. Sehingga negara membutuhkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan setiap tanggal 9 Desember diperingati Hari Anti Korupsi. Tugas dari lembaga penegak hukum tersebut tidak hanya pada wilayah membongkar ataupun menangkap seseorang yang melakukan tindakan korupsi. Lebih dari itu yakni wilayah pendidikan dan pengajaran yang bermuara pada bentuk kesadaran.

Syndrom korupsi sudah mendarah daging, bisa jadi ini merupakan peradaban. Jika kita mensepakati bawasanya output dari korupsi adalah material oleh karena hal itulah yang dinampakan saat ini. Bawasanya korupsi itu soal uang negara, soal jabatan dan wewenang.

Akan tetapi jika kita menilik pandangan paling atas bawasanya ini soal nilai, maka kita harus menemukan akar dari syndrom korupsi tersebut. Oleh karena materi merupakan sebagian kecil dari output korupsi.

Kita tidak mampu mempertanyakan kesadaran, kedalaman jiwa seseorang, bagaimana cara pandangnya, cara merasakan, memahami, maupun memaknainya.

Apakah korupsi peristiwa mental sehingga perlu dikampanyekan Revolusi Mental. Apakah korupsi merupakan adegan akhlak sehingga mata pelajaran terintegrasikan dengan nilai-nilai korupsi. Atau sandiwara apa yang hendak dimainkan oleh para pelaku teater, sandiwara kebudayaan, politik, ataukah inilah sendau gurau para maling.

Sampai disini kita lantas berteriak "ganyang koruptor, hukum mati, inilah bahaya laten korupsi." Anak-anak terlantar, ibu-ibu tidak mampu beli susu, para bapak di PHK, dan pemudanya menjadi penganguran.

Para koruptor itu tidak akan menyesal sebelum tertangkap. Karena di dalam kesadaran jiwanya tidak memiliki rasa malu. Malu kepada dirinya, malu pada Tuhannya. Lalu Cungkring nyeruput KOruPsI, matilah kau.

09/12/2017
#SulukCungkring #MadzabCungkring
Previous Post
Next Post
Related Posts

0 comments: