Bidadari Padang Pasir
Seketika aku mengenalmu hanya kebisaan semu karena aku sering mengalami itu semua dalam lika-liku hidup. Itu sudah menjadi hal wajar, tetapi ini bukan yang semestinya yang perlu di sadari. Engkau telah menghias negeriku dalam kawah yang hancur meluap basahi seluruh isi bumi. Engkau siapa aku tidak mengenal walau akau tahu siapa namamu, biarkan kamu menjadi illusi dalam tragedi perang yang maha dasyat. Engkau bagai badai menyambar gunung-gunung berapi membelah dan terbelah menjadi beribu ribu keping serta laharnya telah menghanguskan berjuta-juta kehijauan.
Engkaulah bidadari padang pasir, aku mencarimu sejauh aku berjalan dalam usiaku, namun aku ketemukan engkau sekarang di padang pasir penuh cinta. Engkaulah sang bidadari kepanasan karena dalam hatimu yang ku temui hanya bara api yang telah membakar hatuiku. Engkaulah padang rerumputan yang menghijau, engkaulah yang telah memberikan kesegaran dalam jiwaku. Engkaulah pasir yang telah membutakan mataku, aku tak mampu melihat jelas, tertutup semua indra yang aku punya karena engkaulah bidadariku.
Engkaulah bidadari padang pasir, aku mencarimu sejauh aku berjalan dalam usiaku, namun aku ketemukan engkau sekarang di padang pasir penuh cinta. Engkaulah sang bidadari kepanasan karena dalam hatimu yang ku temui hanya bara api yang telah membakar hatuiku. Engkaulah padang rerumputan yang menghijau, engkaulah yang telah memberikan kesegaran dalam jiwaku. Engkaulah pasir yang telah membutakan mataku, aku tak mampu melihat jelas, tertutup semua indra yang aku punya karena engkaulah bidadariku.
Wahai bidadari padang pasir di mana engkau, aku rindu dalam ludahmu saat engkau ingin mengecap namaku dengan kalimat yang begitu menjijikan. Bidadariku aku tunggu, di mana engkau berada aku siap menunggu dan terus menunggu.
0 comments: