Monday, February 25, 2008

Surga Di Panggung Hiburan

Surga Di Panggung Hiburan

Surga Di Panggung Hiburan
Zaman sudah merdeka, terserah manusia ingin melakukan apa, ini kebebasan yang sudah tak ada lagi batasan antara salah dan benar. Semua bisa di perdagangkan apa lagi yang namanya tubuh…wow…laku keras, dengan sentuhan syahwat pinggul bergoyang ke depan maupun ke belakang di panggung hiburan. Apa lagi di suguhi biduan yang rupawan alias berwajah cantik, berpingul lebar dengan buah dada yang menonjol semua kan terhanyut dalam impian di surga.
Di lautan putih nyanyian dangdutan semakin keras dan suaranya semakin nyaring tak mampu lagi telinga untuk mendegarkannya malahan terhanyut di dalam kehangatan liuk tubuh penyanyinya. Lampu-lampu menyorot lekuk tubuhnya, ia tak berdosa hanya dengan tubuh sexnya, mulutnya, kulitnya seperti rembulan lagi datang bulan merindukan kasih dan sayang.
Zaman sudah edan, memang benar, siapa ingin merubah tentunya mereka yang benar ingin melakukan kebaikan tapi bagaimana mau melarang namanyanya aja pangung hiburan. Sekarang itu manusia baik seperti binatang yang bercinta, tingkah lakunya layaknya ayam gonta ganti pasangan.
Hidangan minuman yang memabukan (mensen, topi miring, congyang, vodka) dan segala yang memabukan selalu meramaikan di panggung hiburan apalagi yang namanya dangdutan sebgai minuman surga yang ikut memerihkan panggung hibuaran wajib ada dan tak boleh terlupakan..
Sekarang manusia menjadi orang yang hebat, jagoan, rela gila demi seteguk minuman haram, apa lagi gratisan yo… tinggal minum kok repot yang terpenting nikmati malam ini dengan bokong kemeriahan.
Zaman sudah kelebihan penumpang. Manusia seperti Tuhan di arena kebun binatang, berkuasa tak hiraukan kiri dan kanan tingal sampar dan tendang yang menghalanginya.
Zaman meningalkan tumpukan botol minuman, bercecer air muntahan binatang berbau anyir seperti nanah yang di hinggapi beribu lalat. Membuat mata tak mampu menyentuh kenikmatannya.
Zaman telah tengelam, manusia hidup dalam kenikmatan tak tau ia dalam kebingungan mencari sepasang sandal, tidur di jalanan dan meningalkan malam dengan sentuhan keberkahan dunia.
Selamat tingal zaman yang malam ini terasa menjadi kenagan di surga kenikmatan.
Cinta Yang Hilang

Cinta Yang Hilang


Cinta Yang Hilang

Terlihat di bumi ini ramai penuh sesak mdengan manusia yang memperbincangkan dunianya dari hal urusan materi hinga urusan perut bahkan sampai pada maslah sex. Manusia hid up dalam keanehan mereka asyik berdiskusi tanpa tau sampai di mana arah pembicaraanya, mereka ayik berkerja tanpa tau berapa liter keringat dari tubuhnya. Inilah keanehan di dunia nyata, yang hadir hanya kesibukan, terkadang lalai siapa dirinya dan di mana keluarganya.
Akan tetapi di balik keanehan dunia ada segerombol anak muda alias remaja atau siapapun namanya yang penting sudah cukup umur, mereka malahan asyik ngobrol tentang cinta. Apa itu cinta…?. Siapa yang pertama kali mengenalkan cinta…? Bagaimana mendapatkan cinta…?. Makin aneh benar ulah anak muda ini, di bandingkan keanehan yang di lakukan kaum bermateri dan kaum yang suka berfoya foya.
Tidak perlu jadi masalah, bahwa cinta bukan untuk di bicarakan atau di seminarkan aka tetapi unutk di lakukan, sebgaimana macan mencari makan. Cinta cukup mengiurkan lidah merah yang memanas karena kata tersebut tak ada habisnya, begitu hebatynya kata cinta. Maka kenapa ada cinta yang berlabuh di antara dua hati yang lagi kasmaran.
Cinta itu sendiri terbagi menjadi dua, yang pertama cinta kepada allah dan cinta kepada mahluk ciptanya. Terus bagaimana kita mendapatkan salah satunya ataupun keduanya tentau perlu pengetahuan yang cukup, tidak mudah mendapakanya perlu perjuangan.
Wahai cinta di mana engaku berada telah ku sebrangi samudarmu, telah ku kelilingi semestamu bahkan telah aku korbankan diriku hanya untuk bisa mengenal engaku. Wahai cinta, sembunyi di mana engkau akan aku kejar hinga nyawa sebagi taruhanya, maka kembalilah kepada diriku.
Cinta…cinta…cinta…ini bukan persoalan hidup atau mati tapi ini adalah cerita dalam misteri dan siapa saja boleh menjawab teka teki ini. Cinta siapa yang akan berlabuh pada hati yang penuh kotoran nafsu. Cinta siapa yang kan berlabuh pada jiwa yang penuh amamrah. Cinta siapa yang akan berlabuh pada pikiran yang bersyahwat.
Aku Hanya Seekor Kupu-Kupu
Suatu ketika kupu-kupu hinga pada bunga yang sedang mengembagn dengan warna-warni bunganya, begitu indahnya sehinga kupu-kupu terhanyut dalam dunia yang ia sudah kenal sebelumnya. Inilah kenikmatan dunia indera penciumanku telah memangil aku ke pelukanya sampai mataku terasa perih untuk membukanya. Aku tak percaya kalau suatu saat nanti aku akan menjadi kupu-kupu yang dapat menikamtai segala sesuatu yang indah namun kenapa terjadi dalam waktu ini, semoga tak hanya sekarang tetapi suatu saat semoga selalu bersemayam dalam diriku untuk menikmati semesta ini.
Wahai tuhan…jadikanlah aku manuisa yang dapat memetik indahnya bunga ini, jadikan tanganku dapat membelai kelembutanya, jadikan mataku menjadi mata yang terang melihat kesejukan bubnga itu, jadikan pendengaranku menjai keterbuakan yang dapat menikmati halusnya nayanyian bunga itu, jadikan hidungku dapat merasakan wangi tangakai yang membalut tubuhnya. Jadikanlah kupingku menegarkan nyanyian bunga yang sedaang terbujuk rayu akan keindahanya.
Namun aku hanya kupu-kupu
Siapa aku ini aku hanya kupu-kupu
Mempunyai sayap untuk terbang dan kesemuanya sudah ada yang menjalankan
Akulah kupu-kupu bukan manusia
Akan tetapi kenapa manusia terkadang lupa siapa dirinya samapai-sampai ia berani merusak keindahan si bunga, bahkan menganjurkan ke alamian ala mini. Hinga ala yang aku hingapi terasa sesak dengan asapa knalpot dan asap-asap dari cerubung pabrik. Aku juga tak mampu dengarkan lagu bunga, karena telah tergantikan dengan suara bising kendaraan. Alam ku telah terengut dulu akku bisa bebas terbang kemana ala ku begitu hijau sekarang tamanku beubah menjad gedung-gedung yang bertingkat dan tinggi. Tamanku begitu ramai ketika pagi banyak anak-anak bermain-main disini tetapi kenapa tergantikan dengan orang yang sedang berdiskusi tentang kesepakatan jual beli. Semestaku sangat riang dan membuat setiap orang berbagia, kini banyak saudarku menjadi stress karena mereka tergusur oleh perkembangan zaman.
Aku hanyalah seekor kupu-kupu
Mempunyai bentuk bulu yang halus
Namun aku bukan manusia
Alam rayaku berbeda dengan manusia. Manusia lebih asyik memikirkan dirinya sendiri tanpa mau tau siapa di balik lingkunganya. Apa ia hid up sendiri, lihatlah aku…aku di sampingmu….kenapa kamu tidak melirik aku, malahan aku di kucilkan dan engkau berbalik memandang wanita-wwanita yang sedang berjalan dengan pakaian mini. Dengarkan bisik hatiku hai manusia..engkau hanya dengarkan orang yang memberimu berupa materi tak sadarkah engkau manusia engkau tertipu dengan bisik dunia. kasih aku waktu ..tuhanku..akankuperlihatkan wajah malaikat kepada manusia yang belum sadarkan diri.
Tetapi aku adalah kupu-kupu
Surga Di Panggung Hiburan
Zaman sudah merdeka, terserah manusia ingin melakukan apa, ini kebebasan yang sudah tak ada lagi batasan antara salah dan benar. Semua bisa di perdagangkan apa lagi yang namanya tubuh…wow…laku keras, dengan sentuhan syahwat pinggul bergoyang ke depan maupun ke belakang di panggung hiburan. Apa lagi di suguhi biduan yang rupawan alias berwajah cantik, berpingul lebar dengan buah dada yang menonjol semua kan terhanyut dalam impian di surga.
Di lautan putih nyanyian dangdutan semakin keras dan suaranya semakin nyaring tak mampu lagi telinga untuk mendegarkannya malahan terhanyut di dalam kehangatan liuk tubuh penyanyinya. Lampu-lampu menyorot lekuk tubuhnya, ia tak berdosa hanya dengan tubuh sexnya, mulutnya, kulitnya seperti rembulan lagi datang bulan merindukan kasih dan sayang.
Zaman sudah edan, memang benar, siapa ingin merubah tentunya mereka yang benar ingin melakukan kebaikan tapi bagaimana mau melarang namanyanya aja pangung hiburan. Sekarang itu manusia baik seperti binatang yang bercinta, tingkah lakunya layaknya ayam gonta ganti pasangan.
Hidangan minuman yang memabukan (mensen, topi miring, congyang, vodka) dan segala yang memabukan selalu meramaikan di panggung hiburan apalagi yang namanya dangdutan sebgai minuman surga yang ikut memerihkan panggung hibuaran wajib ada dan tak boleh terlupakan..
Sekarang manusia menjadi orang yang hebat, jagoan, rela gila demi seteguk minuman haram, apa lagi gratisan yo… tinggal minum kok repot yang terpenting nikmati malam ini dengan bokong kemeriahan.
Zaman sudah kelebihan penumpang. Manusia seperti Tuhan di arena kebun binatang, berkuasa tak hiraukan kiri dan kanan tingal sampar dan tendang yang menghalanginya.
Zaman meningalkan tumpukan botol minuman, bercecer air muntahan binatang berbau anyir seperti nanah yang di hinggapi beribu lalat. Membuat mata tak mampu menyentuh kenikmatannya.
Zaman telah tengelam, manusia hidup dalam kenikmatan tak tau ia dalam kebingungan mencari sepasang sandal, tidur di jalanan dan meningalkan malam dengan sentuhan keberkahan dunia.
Selamat tingal zaman yang malam ini terasa menjadi kenagan di surga kenikmatan.

Friday, February 22, 2008

PENDIDKAN RABBANI MENUJU KEMANDIRIAN UMAT











PENDIDKAN RABBANI MENUJU KEMANDIRIAN UMAT
Oleh: Lukni Maulana



"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya (syaithan) itu musuh yang nyata bagimu". (QS. al Baqarah: 208)
Umat Islam merupakan umat yang memiliki karakteristik berbeda dari pada agama samawi lainnya. Islam adalah agama yang di ridhoi sebagai agama akhir zaman dan telah di jadikan sempurna al-Qur’an sebagai petunjuk umat manusia. Setiap umat Islam wajib berusaha mencapai kesempurnaan dan kemajuan baik di bidang jasmani maupun ruhani, material dan spiritual, sebab masa depan menurut Allah terletak pada sukses atau tidaknya dalam perjalanan hidup. Manusia mempunyai peran kekhalifahan di bumi ini untuk memakmurkan dan membudidayakan, sekaligus melestarikan serta berusaha menjaga keseimbangan lingkungan. Sedangkan peran sebagai abdillah untuk selalu mendekatkan diri dan beribadah sesuai dengan wahyu yang di terima oleh nabi Muhammad sebagai petunjuk menuju jalan keselamatan.
Di era globalisasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa manusia dalam kemudahan. Ilmu yang telah di gelar oleh Allah lewat ayat-ayat-Nya (qouliyah dan kauniyah) memang dipersiapkan oleh Allah sesuai dengan fitrah manusia artinya memenuhi dorongan asasi manusia yaitu keingintahuan (curiosity) terhadap segala sesuatu (realitas). Namun dalam sejarah perkembanganya menuju era post modern ini, umat Islam kehilangan jati dirinya, hidup dalam kungkungan keresahan, keterbelakangan dan kehinaan. Uamt Islam mengalami krisis ekonomi, politik hingga krisis yang mempengaruhi kehidupan normalnya yaitu krisis ahklak. Hingga menyebabkan krisis multi dimensional di tubuh umat Islam itu sendiri.
Apabila kita berfikir sejenak, kondisi umat saat ini, umumnya umat Islam di seluruh dunia dan pada khususnya di Indonesia, banyak fenomena yang menyelimuti pondasi umat Islam dan membuat hati kita menjadi miris karena keresahan tersebut. Di karuniai kekayaan alam yang berlimpah, tanah yang subur dan makmur namun kondisi perekonomian bangsa masih saja berada pada posisi yang tidak menggembirakan. Krisis BBM, pengalihan minyak ke elpiji namun krisis bahan bakar masih sering terjadi padahal kita adalah negara yang termasuk anggota tua dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Negara yang sebagian besar penduduknya bekerja di bidang pertanian ini, di tengah-tengah stabilnya produksi beras dalam negeri, bergulir impor beras, impor kedelai dan bahkan susu. Padahal Indonesia yang nota bene berkerja pada wilayah agraris atau pertanian dan perternakan. Kini umat Islam semakin sulit untuk bernafas karena terjepit dengan kebutuhan.
Banyak krisis yang di alami dan bahkan bencana yang silih berganti banjir, tanah longsor, tsunami, gunung meletus. Umat Islam kehilangan sebagian tempat inggal, harta benda, dan umat Islam hidup dalam kegelisahan dan ketakutan. Inilah krisis yang ada di tubuh umat Islam, namun yang perlu menjadi perhatian adalah umat Islam masih mengidap penyakit lemah dalm berkeyakinan dan penyakit moral. Jika penyakit tersebut belum juga menjadi pokok untuk memberantasnya maka kita tinggal menunggu kehancuran umat Islam. Tidak dapat di ragukan lagi daerah kekuasaan umta Islam akan di kuasai oleh kolonialisme baru. Oleh karena itu seyogyanya uamt Islam untuk mengintropeksi diri menuju keharibaan Allah. Menuju jalan yang benar yaitu tali agama Allah.
The end of neoliberalism
Pasca perang dunia kedua sekitar tahuan 1970-an, memasuki abad modern mulai ada canaggan untuk menerapkan system pasar bebas, sebuah konsep yang telah di anut oleh negara-negara adi daya seperti Amerika Serikat dan Inggris. Di sebabkan karena sistem sebelumnya membuat depresi sistem ekonomi negara maka munculah kebijakan di bidang ekonomi berupa neo liberalisme. Negeri umat islapun tidak dapat di pungkiri akan kenak damapk dari pasar bebas, kebebasan tiada batas di aspek bidang baik ekonomi maupun teknologi. Liberalismepun akhirnya menyerang ke negara lain termasuk Indonesia dengan adanya kesepakatan "The Bretton Woods" di Amerika. Dari kesepakatan ini maka berdirilah IMF (International Monetery Fund) dan bank dunia (world bank), serta menuntut dunia ketiga yang turut menandatangani untuk mereformasi kebijakan nasionalnya.
Neoliberalisme telah mengubah secara radikal tatanan budaya, ekonomi dan politik serta perilaku manusia yang semakin menjauh dari nilai-nilai Islam. Malalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi disebarkan gagasan neoliberalisme yang berakar pada pandangan tentang manusia ideal yaitu manusia rasional liberal dengan tujuan akhir pada individualisme. Pandangan ini didasari atas kepercayaan terhadap kemampuan akal manusia yang dapat mengubah seluruh tatanan alam maupun norma masyarakat.
Memang banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya fenomena seperti disebutkan di atas, namun ada satu poin penting yang dapat disimpulkan, yakni umat ini masih belum mandiri, umat ini masih senang mencari penyelesaian instan dengan bergantung kepada pihak lain. Lihat saja, ketika kita mencari tahu siapa yang melakukan eksplorasi terhadap kekayaan migas kita, tentu kita akan menemukan nama-nama perusahaan seperti Exxon Mobil, Total, Vico, Schlumberger, atau Inpex mendominasi. Peran BUMN seperti Pertamina nampaknya masih terbatas pada teknologi penyulingan serta pendistribusian produk. Juga dalam menangani krisis moneter yang membawa pada krisis ekonomi bangsa, para pengambil kebijakan di negeri ini masih ragu atau takut untuk keluar dari tekanan IMF. Menyedihkan sekali jika umat Islam masih bergantung pada negara barat.
Secara tegas umat Islam adalah bangsa yang memiliki kearifan dari timur mengapa harus menjadi bagian dari kolonialisme barat. Umat Islam memerlukan tekad untuk berubah sebab umat Islami belum memiliki tekad dan mental kuat untuk mandiri dalam mengurusi bangsanya. Padahal, sesungguhnya kemandirian itu sendiri merupakan salah satu ciri umat Islam. Allah SWT telah mengajarkan kepada kita, kita umat Islam tidak boleh bergantung pada negara adi daya, IMF maupun bank dunia dalam ajaran Islam. Umat Islam hanya boleh di ijinkan bergantung hanya kepada Allah semata.
"Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-nya segala sesuatu". (QS. al Ikhlas: 2)
Pendidikan rabbani
Kondisi umat sudah begitu menguatirkan maka terlepas dari itu semua untuk segera memperbaiki diri salah satunya dengan pendidikan rabbani. Sebab umat Islam sendiri belum mampu menemukan jati dirinya, bingung pada keyakinannya dan bimbang pada krisis yang di alami. Maka perlu adanya jiwa kesadaran dalam mengimplementasikan nilai ajaran Islam dalam kehidupan secara kaffah dan berusaha mengamalkan ajaran yang di bawa nabi Muhammad dengan sungguh hati.
Pendidikan rabbani dimaksudkan agar manusia di didik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana digariskan Allah. Tujuan itu adalah beribadah kepada Allah dalam pengertian yang komprehensif, ritual dan sosial. Konsep ibadah itu harus global yang mengisyaratkan dua komitmen yang harus di realisasikan dalam praktek pendidikan rabbani, yaitu dimensi dialektikan horizontal dan dimensi ketundukan vertikal. Pada dimensi dialektika horizontal, pendidikan rabbani hendaknya mampu mengembangkan realitas kehidupan dan dimensi ketundukan vertikal mengisyaratkan bahwa pendidikan rabbani haruslah mengantarkan manusia mencapai hubungan yang abadi dengan khaliqnya.
Tujuan umat Islam merupakan penyerahan diri atau menghamba kepada realitas absolut yang termanifestasikan dalam konsep ibadah, dalam al Qur’an di sebutkan:
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku". (QS. adz Dzariat: 56).
Kesempurnaan menjadi tujuan umum yang tunggal yaitu memainkan dua peran sebagai abdillah dan khalifah. Semua itu dapat di capai dengan usaha yang sempurna pula serta malalui penyerahan diri yang ikhlas dalam memainkan kedua peran tersebut serta ketika ajal menjemput ia masih keadaan Islam.
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri (Islam). (QS. ali Imron: 102)
Umat Islam di perintahkan Allah untuk memeprtahankan keribadian Islam yang melekat pada keyakinan hidupnya. Kesadaran untuk kembali mengIslamisasikan dirinya kembali kembali ke jalan yang di ridhoi Allah dan menyadiri peran kekhalifahan di dunia.
Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus terpenuhi, karena pendidikan bagi kehidupan manusia adalah untuk membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan. Semua dapat diraih dengan usaha dan doa yang semaksimal mungkin, dengan proses panjang secara bertahap dan sistematis berdasarkan perencanaan yang kuat untuk mencapai apa yang di inginkan sesuai tujuan. Sebab pendidikan berupaya mewujudkan generasi yang berakhlakul karimah sesuai dengan tutntunan jaran Islam. Manusia memiliki jiwa yang terkadang cenderung dalam kebaikan dan keburukan, maka jika ia terdidik di dalam arah yang baik barang tentu hidupnya kan mendapakan manfaat dan berkah.
Aspek pendidikan rabbani yaitu upaya untuk menumbuhkan kecerdasan yang koprehensif atau kecerdasan yang menyeluruh aspek potensi manusia baik dari aspek kognitif, emosional dan spiritual. Pendidikan rabbani di maksudkan untuk memberi bekal kepada manusia melalui kesadaran diri terdahulu. Pertama, kecerdasan mengenali diri yaitu mengetahui potensi jiwa, berupa jiwa selalu menyuruh kepada kebaikan dan keburukan,, menyesal, tenang, berubah-ubah dan lain sebagainya. Dengan kecerdasan spiritual ini seorang muslim dapat mengetahuai antara yang baik dan buruk berdasarkan kehendak hati yang di terangi cahaya keimanan. Kedua, kecerdasan akliyah yaitu umat Islam supaya menyadari akan kebutuhan ilmu pengetahuan untuk bekal di dunia, pemahaman pengetahuan Islam, umum dan modern. Umat Islam membutuhkan pakar-pakar ilmu pengetahuan di berbagai bidang untuk mengejar ketertingalan dalam bidang teknologi maupun informatika. Sistem Islam memang sempurna akan tetapi perlu di dorong supaya sistem itu dapat termanifestasikan maka umat Islam layak mendapatkan ilmu pengetahuan yang universal. Pendidikan rabbani aspek akliyah untuk mewujudkan manusia-manusia mukmin yang mutsaqaf, berpengetahuan di berbagai bidang. Ketiga, kecerdasan emosional, supaya umat Islam mampu berkomunikasi dengan baik dan berinteraksi dengan masyarakat serta mampu mengembangakan menuju ke arah amaliyah untuk selalu berjuang menegakan Islam menuju ke tingkat yang lebih mulya. Berjihad melawan semua penindasan yang terjadi selama ini dan mampu mengaktualisasikan guna mewujudkan masyarakat madani.
Menuju kemandirian umat
Melalui pendidikan rabbani di harapkan uamt Islam memiliki multiple intlegence. Umat Islam yang memiliki kecerdasan utuh akan mampu meiliki jiwa entrepreneurship. Sebab dengan mengoptimalkan kecerdasan tersebut, ia akan lebih berpeluang untuk mencapai kesuksesan. Sosok manusia yang beragama Islam semacam ini yang di perlukan guna membangun masyarakat entrepreneur di seluruh masyarakat Islam. Jiwa entrepreneur yang memiliki kecerdasan optimal akan berfikir kritis dan mengangap semua hal adalah peluang yang dapat menghasilkan kemanfaatan.
Maka seorang yang memiliki jiwa entrepreneur itu juga harus tetap jeli untuk memanfaatkan potensi yang di miliki. Sebaliknya jika umat Islam tidak mampu memanfatkna potensinya ia sulit sekali untuk berhasil. Kepekaan emosi dan spiritual akan mampu mensugesti pikiran dan mengangap semua hal adalah perubahan menuju yang lebih berarti. Setiap potensi manusia di pengaruhi dua hal di dalam jiwanya, jiwa yang memimpin untuk keburukan dan jiwa yang memimpin untuk kebaikan. Sementara akal di pengaruhi oleh lingkungan masyarakat dan individu pribadi muslim serta budaya yang berlaku. Inilah yang patut di pahami bahwa umat Islam harus mampu berinterkasi dari potensinya untuk mendorong kemandiran.
Faktor keberhasilan umat Islam untuk mandiri bukan semata-mata di tentulkan oleh faktor pendidikan formal ataupun hanya melibatkan kecerdasan intelektual saja akan tetapi seluruh aspek kecerdasan. Tidak ada gunanya jika umat Islam hanya diam dan merenung menunggu emas jatuh dari langit, yang di perlukan sekarang adalah berusaha dan berdoa.
Dalam banyak hal, umat Islam hendaknya mempunyai sikap mental mandiri yang harus di miliki dalam menumbuhkan kemandirian. Hal-hal yang perlu di lakukan umat Islam hendaknya. Pertama, menumbuhkan kesadaran kolektif secara individual untuk tercapainya semangat dalam mengoptimalkan peran kecedarasan. Kedua, dengan menghilangkan sikap ketergantungan kepada pihak-pihak lain semacam bantuan utang luar negeri, IMF, world bank. Ketiga, menghilangkan jiwa yang lemah, umat Islam harus memiliki jiwa dan watak yang kuat dan juga sifat malas harus di hilangkan. Karena Islam sangat menghargai orang yang tekun dan ulet dalam berkerja dan tidak mudah untuk bergantung pada pemberian orang lain, lebih baik tangan di atas dari pada tangan di bawah. Nabi Muhammad sendiri menyontohkan seperti hadis berikut ini:
"Seseorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk di jual dan uangnya di gunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik dari seseorang yang meminta-minta kepada orang yang terkadang diberi dan kadang di tolak". (HR. Bukhari dan Muslim)
Manusia setidaknya jangan sekali-kali bergantung pada pemberian orang lain. Mental seperti inilah yang mencundangi umat Islam dalam keterpurukan kemiskinan dunia. bersegeralah menuju pemikiran yang progresif.
Para sahabat rosul yang memiliki kelebihan dan memberikan suri tauladan yang baik pernah mencontohkan atau memberikan pelajaranya mengenai sikap mengilangkan ketergantungan. Ketika kaum muslim hijrah dari Makkah ke Madinah, mereka di hadapakan dengan persoalan air bersih. Sedangkan di sana ada sebuah sumur, namun sumur tersebut di kuasai oleh seseorang Yahudi dan ia memperdagangkanya. Rasulullah saat itu sangat berharap dari golongan kaum muslim ada yang mau membeli air dari sumur tersebut. Rasulullah tidak menghendaki apabila air bersih yang merupakan kebutuhan hidup umat, di monopoli oleh orang Yahudi. Ketika itu pula sahabat Utsman bin Affan, membeli separuh sumur tersebut dengan sehari untuknya dan sehari untuk orang Yahudi tersebut. Sehingga dikisahkan bahwa kaum muslim dapat memanfatkan air sepuas mereka pada giliran Utsman mengambil haknya.
Memang dapat di akui untuk menghilangkan sikap ketergantungan pada orang lain sangat sulit, maka di perlukan sikap yang kuat dalam mendorong semua keinginan dan nafsu bergantung pada orang lain. Para penjajah baru atau kolonial tidak akan membiarkan jajahanya untuk mandiri, mereka akan selalu menginterfensi tanah jajahannya. Tekanan dari luar memang sangat menyakitkan dan terkadang sampai membuat umat Islam tidak dapat berdaya. Inilah resiko yang harus di ambil, sebab ketergantungan adalah hal yang paling hina. Ini pula yang menyebabakan budaya malas merasuki umat Islam pada umumnya.
Untuk melawan pihak asing, maka umat Islam harus memiliki jiwa entrepreneur dengan semangat perubahan dan menghilangkan sifat lemah dan malas. Allah sendiri telah berfirman bahwa uamt Islam di larang memiliki jiwa yang lemah.
"Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (kamu) bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman". (QS. ali Imran: 139)
Untuk mengatasi jiwa yang lemah yang berakibat pada sifat malas, angkuh dan cepat mudah marah Rasulullah telah mengajarkan kepada uamt Islam untuk selalu berdoa kepada Allah untuk mengatasi sifat yang tidak patut di miliki. Untuk mengatasi berbagai masalah yang melanda umat Islam saat ini, sudah saatnya berupaya keras dengan kekuatan sendiri dan tidak terlalu mengandalkan ketergantungan dari pihak asing.
Kemandirian ekonomi umat
Paradigma pemberdayaan ekonomi umat tentunya dengan paradigma yang lebih mendidik dan tidak hanya ketergantungan terhadap bantuan asing. Ketergantungan dari pihak asing akan menghancurkan kearifan dari timur, umat Islam adalah umat yang memiliki kebijaksanaan mandiri. Dalam wacana publik perlu tiga tahap dalam pemberdayaan ekonomi umat, diharapkan akan lebih baik. Tahap pertama, membangun kembali jiwa entrepreneurship dan tidak bergantung kepada asing. Tahap kedua, dilihat dari aspek ekonomi, produksi di Negara-negara Islam sangant baik dan produktif seperti minyak kebanyakan dari negeri arab sebagai eksportir, kekayaan laut yang begitu melimpah, kekayaan darat baik perternakan maupun pertanian sangat potensial. Tahap ini upaya bagaimana memulihkan sistem ekonomi yang ada di Negara Islam melalui melihat secara sistematis potensi yang di miliki. Tahap ketiga, dengan pembangunan jangka pendek dan panjang. Tahap ini di tandai dengan rekonstruksi ekonomi melalui percepatan pertumbuhan produksi. Begitu besar kekayaan yang di miliki umat Islam sebenarnya namun kita uamt Islam hanya bisa melihat dan tidak merasakannya. Sebab penindasan kaum asing yang selalu mengintervensi maka saatnya umat Islam untuk sadar diri.
Hendaknya penguasa di negeri muslim mengambil kebijakan yang serius baik di sektor pangan maupun migas. Batalkan segera untuk mengimpor minyak bumi, beras, kedelai maupun bahan pokok lainya, berasumsilah bahwa kita sudah cukup untuk memenuhi internal Negara. Para ilmuwan, politikus, ekonom maupun masyarakat pada umumnya, jangan pernah lelah untuk berfikir maju marilah selalu berkarya dan menguasai teknologi dalam rangka untuk mengelolah kekayaan alam yang telah di anugerahkan Allah kepada kita. Memakmurkan bumi adalah amanah kita untuk mempertangung jawabkannya besok kepada Allah. Bangun kembali paradigma progresif, mengambil semua peluang, berfikir kritis dan ilmuwan dapat menciptakan penemuan baru baik di bidang teknologi maupun pangan.
Untuk umat Islam di dunia, marilah untuk selalu bahu membahu dalam tolong menolog karena nafas Islam sangat mengahargai sikap saling tolong menolong dan bantu membantu. Tidak lupa kita tunaikan rukun Islam yang ketiga yaitu zakat. Menunaikan zakat berarti termasuk upaya membangun kemandirian ekonomi umat, sebab dengan mengeluarkan zakat kita berarti telah membersihkan hati dan harta benda yang kita miliki. Potensi zakat umat Islam sanga melimpah, karena itu perlu penaganan yang profesional dan terorganisir. Hendaknya zakat jangan berupa barang jadi maupun yang cepat habis jika di gunakan. Tetapi zakat yang baik jika kita mampu memanfaatkannya dengan memberikan bekal ekonomi dalam artian bahwa zakat itu hidup dan dapat menghasilkan. Semisal zakat yang terkumpul di belikan sapi ataupun kambing dan kemudian orang yang lemah ekonominya di berikan untuk mengelolanya dan hasilnya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, setelah menghasilkan beranak pinak, gantian masyarakt lain yang membutuhkannya.
Dengan sikap kemandirian yang sejati, umat Islam mampu untuk tidak lagi bergantung kepada pihak asing.
"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (QS. ar Rad: 11)
Pendidikan rabbani adalah upaya membangun pribadi yang kaffah dengan nyanyian Islam dari dalam keyakinanya untuk membangun jiwa entrpreneur guna mewujudkan umat Islam yang mandiri. Maka kolonialisme dengan anak turunnya neoliberalisme akan mengalami pasang surut dan pada akhirnya sistem tersebut tergantikan dengan sistem Islam yang kaffah.

Monday, February 18, 2008

Menimbang Kepahlawanan Soeharto

Menimbang Kepahlawanan Soeharto

Polemik soal Soeharto kian merumit setelah wafatnya. Tentu yang ia tinggalkan bukan semata catatan sejarah, melainkan pula setumpuk persoalan dirinya yang tak berujung selesai.

Satu masalah belum tuntas, masalah lain muncul. Kini, di tengah kontroversi pendapat mengenai status hukumnya yang belum jelas, wacana tentang kepahlawanan Soeharto, perlahan mengemuka. Tak mudah tentunya menempatkan posisi yang baru untuk Soeharto.
Penulis memilih untuk tidak tergesa-gesa memotret mantan panglima Orde Baru ini, dalam satu-dua perspektif saja.

Selain banyak domain yang harus ditelusur, kaidah-kaidah epistemologi kepahlawanan, juga semestinya menjadi pertimbangan yang lebih seksama.
Cikal bakal epistemologi tersebut meliputi empat analisis yang sebaiknya ditempuh: etimologis internal, perbandingan harfiah, terminologis, dan sosio-historis.Pertama, dalam nalar etimologis kita dapat berpijak pada tiga hal. Kesatu, semantik yang dibangun Yonky Karman (2006) bahwa arti pahlawan adalah pelopor, yang lebih dari sekadar produk zaman. Maksudnya, kepeloporan dan martir dalam hal gagasan dan perbuatan. Kedua, kosakata pahlawan dirangkum dari dwitunggal dialek Sansekerta, pahala dan wan. Pahala adalah bonus dari laku berbudi. Sementara wan berarti orang/seorang lelaki. Ketiga, di samping istilah pahlawan, kerap pula kata patriot digunakan. Patri yang bermakna teguh atau lekat, bersifat cinta tanah air (nasionalisme) dalam pengertian patriotisme.


Kedua, sekadar informasi dan pengayaan bahasa, di negeri Inggris, selain hero, juga dikenal istilah heroine yang artinya pahlawati. Dualitas wan dan wati dalam semiotika pahlawan, jelas akan menimbulkan bias jender. Akan tetapi dalam konteks kasus Soeharto disini—menurut hemat penulis—untuk sementara waktu permasalahan jenderis boleh dikesampingkan dahulu.

Ketiga, mengacu pada Peraturan Presiden RI Nomor 33 Tahun 1964 (poin b).) yang dimaksud pahlawan adalah warga negara RI yang berjasa membela bangsa dan negara yang dalam riwayat hidup selanjutnya tidak ternoda oleh suatu perbuatan yang membuat cacat nilai perjuangannya. Jika persyaratan "tidak ternoda" mesti dipenuhi, maka mustahil ada orang yang dapat digelari pahlawan. Sebab tiada seorangpun yang sempurna tanpa cela. Masalah ini bisa disederhanakan; banyak atau sedikitkah noda tersebut? Salah satu indikator yang dapat menilik besar-kecil noda seseorang adalah melalui rasionalisasi proses hukum atau konsensus yang konstitusional.

Keempat, merujuk pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perum Balai Pustaka, cet VII: 1995) kata pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Maka penyematan pahlawan perlu memerhatikan tiga kriteria yaitu: keberanian, pengorbanan, dan membela kebenaran.

"Aku berani maka aku ada" merupakan adagium pertama yang harus dipenuhi untuk (men)jadi pahlawan. "Berani" menanggung resiko ada dalam interpretasi tanggung jawab. Lalu aspek "berani" harus juga ada dalam konteks kebenaran itu sendiri. Misalnya, berani mengambil jalan oposisi di zaman pra-reformasi tentu jauh lebih beresiko ketimbang saat ini.

Persoalannya akan jadi berbeda, ketika kita memasuki dimensi keberanian yang lain. Umpamanya, Munir dan Pollycarpus sama-sama pemberani. Namun aspek manakah yang mengikuti teks kebenaran? Bila keduanya berlandaskan pada nilai yang berseberangan, maka hanya satu yang laik masuk "kandidat" sebagai pahlawan.

Soal aspek pengorbanan. Sekarang, kian sulit ditemui orang yang mau berkorban dengan sikap nir-pamrih. Ikhlas bertindak dan ketulusan nurani merupakan syarat mutlak untuk memperoleh gelar patriotik. Pengorbanan kini ditelikung oleh cara pikir kapitalistik demi penambahan akumulasi keuntungan.

Sisanya, kriteria membela kebenaran adalah yang paling sukar diukur. Kita tak dapat mensifatinya secara hitam atau putih. Bukankah kebenaran itu tidak absolut? Di masa revolusi menentang kolonialisasi fisik, definisi benar-salah lebih gampang dirumuskan. Melawan penjajah, termasuk memihak kebenaran. Tapi kini situasinya berbeda. Ketika mendukung atau menolak privatisasi dan Pasar Bebas, mana pihak yang dikategori membela kebenaran?

Relatifisme Pahlawan
Penulis pernah melihat selembar karikatur yang terdiri dari empat kotak, mirip cerita komik. Pada kotak pertama, tergambar seorang pejuang yang sedang bertempur. Di kotak kedua, dia menang. Pada kotak berikutnya, tampak dia memerintah. Dan pada kotak terakhir, dia sewenang-wenang dan menyalahguna kekuasaannya.

Untuk deskripsi tokoh yang demikian, penulis teringat Presiden Ferdinand Marcos. Dia menerima banyak tanda jasa dari perang melawan fasisme Jepang. Lalu dia menjadi pemimpin yang koruptif. Hidupnya berakhir tragis, dahulu dipuja-puja sebagai patriot, kemudian dikutuk serta dicaci dan mati menyedihkan.

Kini saat Soeharto telah tiada, kontroversi tentang dirinya makin melambung juga bertambah runyam. Satu klausul yang agak terburu-buru: Apakah bekas Presiden ke-2 RI itu laik menyandang gelar pahlawan?

Di era Orde Baru ia disebut Bapak Pembangunan dan ditahta sebagai Jenderal Bintang Lima. Penyebutan itu terasa berkesan untuk segera menggolongkannya sebagai pahlawan. Namun Asvi Warman Adam (2002) menyitir; bukankah sejarah pada masa terdahulu ditulis oleh pemenang (penguasa), dan pada era reformasi prinsip itu telah berubah. Sejarah juga boleh ditulis oleh pihak yang kalah.

Agaknya, karikatur empat kotak bergambar di atas, dapat memuat kisah tentang Soeharto. Ini pelajaran buat kita, bahwa dalam perjalanan hidup seseorang tidak ada keajegan. Perubahan itu adalah niscaya. Yang penting bahwa perubahan semestinya mengarah pada perbaikan, bukan sebaliknya. Jadi, konklusinya bukan seseorang itu pahlawan atau tidak, tetapi pada waktu tertentu dia pahlawan, dan pada waktu lain bisa menjadi bukan.

Soal lain misalnya. Seorang ibu tentu pahlawan bagi anak-anak yang dilahirkannya, namun apakah ibu tersebut juga pahlawan buat semua anak yang ada di dunia? Intinya, sesiapa bisa menjadi pahlawan bagi orang/kelompok tertentu, kendati dianggap bukan bagi orang/kelompok lain. Jawaban seperti ini sanggup memperluas cakrawala tentang ruang dan waktu, bahwa wujud kepahlawanan itu kadang bersifat relatif.

Soeharto Korban Kepentingan
Sekali lagi, tidak mudah mendefinisikan seseorang sebagai pahlawan atau tak pahlawan. Sjafrudin Prawiranegara atau Kartosuwiryo dilabeli pengkhianat lantaran mereka memperjuangkan sebuah "kebenaran kecil" di atas "kebenaran besar" versi penguasa saat itu.

Kartosuwiryo, Natsir, dan Prawiranegara distempel "bernoda" bukan karena mereka tidak pemberani dan suka pamrih, melainkan visi mereka berujung konflik dengan visi pemerintah yang tengah berkuasa.

Pembangunanisme ala Soeharto bisa dicap sebagai bentuk kepahlawanan bagi sebagian kalangan, tetapi dianggap sebagai praktik penindasan bagi kalangan lain. Kerugian akibat oligarki kekuasaan diderita oleh banyak masyarakat, namun keuntungannya pun telah dinikmati oleh sebagian orang.

Persoalannya akan terus merumit, jika status kepahlawanan hanya melulu terkait dengan soal berani-tak berani, ternoda atau tidak, serta siapa diuntungkan dan dirugikan.
Mungkin, kalau esok partai-partai yang (pernah) dibesarkan Soeharto itu berkuasa penuh, Soeharto dapat dinobatkan jadi pahlawan. Sebaliknya, jika kelompok anti-Soeharto yang memerintah kelak, barangkali Soeharto tak menjadi apa-apa. Inilah yang kita khawatirkan dan bakal disesali. Bahwa penganugerahan sang pahlawan bukan didasarkan atas kebaktian maupun jasa, melainkan dimanfaatkan sebagai komoditas politik.

Soeharto tak akan pernah tenang, jika namanya terus disangkutpautkan dan "dieksploitasi" demi sebuah kepentingan kekuasaan sesaat. Jelas, pada dimensi ini, Soeharto adalah korban kepentingan.


Dan Riwayatmu Kini



Dan Riwayatmu Kini


Setelah hampir dua puluh emapt (24) hari di rawat di rumah sakit. Mantan raja hutan di negeri republik binatang Pak Leo yang di rawat di rumah sakit kepresidenan, karena mengidap penyakit komplikasi dari gagal ginjal, storke hingga lemah jantungnya. Dan akhirnya Pak Leo di nyatakan oleh tim kedokteran telah meningalkan republik binatang ini. Tepat pada hari minggu tanggal 27 januari 2008 mantan Raja Leo meningalkan dunia untuk menuju ke rumah yang lebih indah yaitu di sisi Tuhanya. Tiada yang lebih berarti selain menghadap ke hadirat Illahi, sebab secara umur memang sudah memenuhi syarat untuk di cabut nyawanya.
Namun di sisi lain, di tengah seruan berbagai polemik yang menimpanya juga belum terselesaikan. Dari kasus korupsi hingga kasus HAM. Mantan Raja Leo

Saturday, February 9, 2008

Aku Hanya Seekor Kupu-Kupu



Aku Hanya Seekor Kupu-Kupu




Suatu ketika kupu-kupu hingap pada bunga yang sedang mengembagn dengan warna-warni bunganya, begitu indahnya sehinga kupu-kupu terhanyut dalam dunia yang ia sudah kenal sebelumnya. Inilah kenikmatan dunia indera penciumanku telah memangil aku ke pelukanya sampai mataku terasa perih untuk membukanya. Aku tak percaya kalau suatu saat nanti aku akan menjadi kupu-kupu yang dapat menikamtai segala sesuatu yang indah namun kenapa terjadi dalam waktu ini, semoga tak hanya sekarang tetapi suatu saat semoga selalu bersemayam dalam diriku untuk menikmati semesta ini.Wahai tuhan…jadikanlah aku manuisa yang dapat memetik indahnya bunga ini, jadikan tanganku dapat membelai kelembutanya, jadikan mataku menjadi mata yang terang melihat kesejukan bubnga itu, jadikan pendengaranku menjai keterbuakan yang dapat menikmati halusnya nayanyian bunga itu, jadikan hidungku dapat merasakan wangi tangakai yang membalut tubuhnya. Jadikanlah kupingku menegarkan nyanyian bunga yang sedaang terbujuk rayu akan keindahanya.Namun aku hanya kupu-kupuSiapa aku ini aku hanya kupu-kupuMempunyai sayap untuk terbang dan kesemuanya sudah ada yang menjalankanAkulah kupu-kupu bukan manusiaAkan tetapi kenapa manusia terkadang lupa siapa dirinya samapai-sampai ia berani merusak keindahan si bunga, bahkan menganjurkan ke alamian ala mini. Hinga ala yang aku hingapi terasa sesak dengan asapa knalpot dan asap-asap dari cerubung pabrik. Aku juga tak mampu dengarkan lagu bunga, karena telah tergantikan dengan suara bising kendaraan. Alam ku telah terengut dulu akku bisa bebas terbang kemana ala ku begitu hijau sekarang tamanku beubah menjad gedung-gedung yang bertingkat dan tinggi. Tamanku begitu ramai ketika pagi banyak anak-anak bermain-main disini tetapi kenapa tergantikan dengan orang yang sedang berdiskusi tentang kesepakatan jual beli. Semestaku sangat riang dan membuat setiap orang berbagia, kini banyak saudarku menjadi stress karena mereka tergusur oleh perkembangan zaman.Aku hanyalah seekor kupu-kupuMempunyai bentuk bulu yang halusNamun aku bukan manusiaAlam rayaku berbeda dengan manusia. Manusia lebih asyik memikirkan dirinya sendiri tanpa mau tau siapa di balik lingkunganya. Apa ia hid up sendiri, lihatlah aku…aku di sampingmu….kenapa kamu tidak melirik aku, malahan aku di kucilkan dan engkau berbalik memandang wanita-wwanita yang sedang berjalan dengan pakaian mini. Dengarkan bisik hatiku hai manusia..engkau hanya dengarkan orang yang memberimu berupa materi tak sadarkah engkau manusia engkau tertipu dengan bisik dunia. kasih aku waktu ..tuhanku..akankuperlihatkan wajah malaikat kepada manusia yang belum sadarkan diri.Tetapi aku adalah kupu-kupu

Wednesday, February 6, 2008

Air Dan Kehanggatan Cinta




Air Dan Kehanggatan Cinta


Sisi-sisi yang menarik antara harapan yang belum tercapai kini menjadi kabut mengikat batin yang terselimuti dengan angan-angan yang tidak pasti. Kini sisi-sisi itu menjadi kenanggan yang tidak bisa di ukir layaknya indahnya permadani dengan untaian batik Pekalongan dan layaknya ukiran dari Jepara

Why Does’t Happen In Love











Why Does’t Happen In Love




Gemericik grimis basahi bumi. Air hujan mengalir lirih ke sela-sela aliran yang akan membawanya entah kemana atau terserap tanah dan menghilanglah. Hujan telah menguyur desa ini dengan lembutnya memberikan keberkahan dan semoga bukan kehancuran. Tuhan telah menganugerahkan akal kepada manusia untuk berfikir, ada apa di balik rahasia turunya hujan di malam ini. Sebuah pertanyaan untuk kaum yang berfikir. Bukanya ini musim hujan, tidak musim hujan telah selesai tetapi mengapa hujan tetap menguyur desaku yang indah ini. Atau jangan-jangan ini adalah sebuah tanda-tanda, ada apa di balik rahasia ini. Nggak usahlah di pikirin, yang terpenting bagaimana kita berfikir lurus aja.
Di balik jendela seorang pemuda termenung. Wajahnya begitu muram namun paras wajahnya yang bercahaya membuat sisi-sisi kamar begitu bercahaya. Pemuda itu memandang hujan yang sedang turun. Thik...thikkk...thikkkk...bunyi hujan, begitu deras dan membuat pemuda itu tidak bisa tidur. Malam sudah menunjukan pukul tiga pagi. Pemuda itupun bergegas mengambil air wudhu. Langkah-langkah kaki lincah itu mengantarnya kebelakang rumah. Di ambilnya air wudhu dan membasahi sekujur tubuh kekarnya. Setelah mengambil wudhu pemuda itupun menuju kamarnya. Di ambilnya sajadah di pakainya sarung kesayanganya, sarung yang di belikan terakhir kali oleh almarhum ibunya. Allahu akbar dan Allah maha besar, shalat adalah tiang agama, barang siapa tidak menjalankan kewajiban sholat berarti orang Islam tersebut akan menghanjurkan agamanya sendiri.
Lantunan ayat-ayat cinta bersenandung indah di kamar itu, kamar yang kecil namun sangat rapi penataannya. Sungguh menakjubkan, seorang pemuda yang begitu rapi dan bersih. Ayat-ayat al Qur’an telah membasahi bibir merah itu. Bergitu merdu suaranya, lidah-lidah jawa semakin membawakan ketakjuban. Al Qur’an adalah pegangan hidup, barang siapa tidak berpedoman padanya maka tingglah kita menunggu kehancurannya. Ayat demi ayat telah membawa pemuda itu terhanyut dalam kenyamanan hidup. Samapai pada surat al Hujurat ayat ke 13, pemuda itu berhenti sejenak ada apa sebenarnya!
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".
Sekitar hampir tujuh menit, ia belum melanjutkan bacaanya ia tetap memandangi al Qur’annya. Sambil melihat dan membaca artinya ia kembali melihat ayat-ayat yang membawanya berdetak kencang. Ia kembali ke ayat ke tujuh dari surat Hujurat:
"Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus".
Ternyata pemuda tersebut merasakan perasaan dalam keyakinannya mengenai dua hal, yaitu pertama tentang di ciptakannya laki-laki dan perempuan untuk saling kenal-mengenal dan cinta kepada keimanan. Ada apa di balik ini semuanya. Pemuda itu menangis, tetesan air matanya membasahi pipi manis itu. Semakin deras air matanya sepert air hujan yang membasahi rumahnya. Tangisannya membuat seisi kamar dan hewan malam merasakan perih getir di hati, ada apa sebenarnya, pertanyaan itu kembali muncul.
* * *
Kabut gelap belum juga terhempas di pelataran kampus hijau. Kabut gelap hanya menutupi langit untuk sementara, mungkin saja satu menit kemudian kabut itu akan menghilang. Kampus hijau adalah kampus yang akan membawanya meraih cita-cita akademik, mungkinkah kampus hijau memberikan harapan yang pasti. Jika peradaban modern ini terjebak pada simbolisasi semata.
"Andai saja engkau masih di sini di kampus hijauku, akan aku bawa lari menuju langit cintaku. Tetapi kenapa engkau tega meningalkan aku sendiri".
"Mengapa kau tinggalkan aku sendiri, sedangkan cintaku padamu begitu dalam. Sedalam jiwa untuk mendapatkan rasa cintamu. Mengapa kau pergi menjauh dari hidupku". Perkataan demi perkataan keluar lirih.
Penyesalan itu keluar setelah hampir kesekian waktu cintanya terpendam dan tidak mampu mengucapkannya secara jantan. Penyesalan itu akan membawa hidupnya dalam keterasingan, karena baru pertama kali merasakan cinta. Penyesalan itu akan di bawanya mengarungi hidupnya, demi satu cita-cita dan satu harapan untuk mendapatkan cinta. Penyesalan adalah dinamika kehidupan, pasti semua itu akan berlalu namun sulit sekali di lupakan.
Tidak seorangpu tahu apa yang dirasakan. Apa yang ada di hatinya tersembunyi begitu dalam. Rahasia hatinya tidak akan terpecahkan. Kekuatan cintanya akan selalu mengantar dalam tidurnya. Keajaiban cinta, akan selalu terpendam dan tak akan terbongkar kecuali waku yang akan menjawabnya.
Jauh di persimpangan jalan. Ia tetap berjalan sendiri. Kemana dia akan melangkah, sedangkan cintanya telah terkubur oleh pemakaman yang hina. Kekasih yang selama ini menemaninya, meninggalkan dirinya dalam kesendirian. Kekasih yang membuat hidupnya bagai di surga. Kekasih hati yang membuat semangat hidupnya begitu bergelora.
"Selamat jalan wahai wanita pujaan hatiku, kau akan selalu menjadi bagian hidupku". Perkataan perpisahan muncul dari mulutnya.
"Tuhan...tetapi kenapa kau begitu kejam pada diriku. Kau ciptakan dia untukku namun hanya sebentar kau lenyapkan dia dariku"
"Wahai Izroil mengapa kau cabut nyawanya, padahal di masih muda". Ia melontarkan kekesalannya pada Tuhan dan Malaikat penyabut nyawa, ia tidak menerima atas perlakuan pada dirinya.
"Kenapa kau sekejam itu padaku".
Masih segar ingatanya. Berjalan dan belajar bersama dalam majelis ilmu. Pendamping setiap dialog dan curhat. Pikirannya begitu tajam dalam mengingat kenaggan indah itu. Setelah kejadian tersebut, ia hanya bisa pasrah pada dunianya. Dunia yang akan mengantarnya dalam lika liku kehidupan yang lebih romantis.
"Maafkan aku, wahai tuhanku dan malaikat cintaku". Ucapan maaf keluar begitu terengah-engah, namun pasti.
* * *
Setiap manusia kan memahami kalau satu irama cinta yang melantun indah akan selalu terkenag. Namun cinta akan meningalkan dirinya jika cinta itu tidak seimbang dengan cinta yang hakiki. Ini adalah perpaduan antara cinta yang mulia dengan cinta manusia di dunia. Cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang berhasal dari zat yang abadi. Cinta hakiki adalah tujuan manusia. Cinta yang paling sempurna adalah cinta ketika ia berakhir dalam keadaan beriman dan ketakwaanya berserah diri kepada Allah dan mati meningalkan dunia dalam keadaan beragama Islam.
Itulah lagu-lagu keindahan dan rasa jiwa dari kehidupan. Ada lagu yang begitu merdu dan memanggil cintanya kembali, ada lagu yang sepi memanggil kerinduannya pada Illahi Rabbi.
Pemuda itu bangun dari duduknya setelah, bebarapa menit membaca kalam suci Illahi. Ia lanjutkan dengan aktivitas pagi, suatu hal yang biasa di kerjakan untuk menyambut mentari pagi. Ia semakin sadar bahwa kehidupan adalah sementara dan dunia adalah panggung sandiwara siapa berperan dengan sempurna maka ia akan mencapai sebuah kemenaggan yang berarti.
Ia kembali melirik jendela kamar. Di lihatnya hujan sudah reda. Namun pagi ini begitu berbeda. Biasanya ia melihat embun-embun pagi menempel pada setiap benda yang membuatnya betah dan bersahaja. Pagi merupakan simbol rizeki, maka keluarlah engkau dari ranjang mimpimu. Mentari belum juga turun, mungkin karena hujan telah menutupi kemesraannya dengan embun.
Pemuda itupun semakin menyadari, bahwa cinta bukanlah hal yang mudah di pelajar. Cinta bukan untuk di pelajari dan di mengerti. Cinta yang hakiki adalah cinta kepada Illahi Rabbi dan cinta di dunia adalah ketika cinta mempersatukan dua insan yang berbeda untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Cinta yang akan menemaninya dalam satu keluarga cinta di taman surga..
* * *
Begitulah irama kehidupan. Maka nikmatilah cinta yang sesungguhnya. Buatlah tarian cinta mengema ke semesta. Buatlah cinta besenandung indah di antara jiwa dan raga. Jadikan perjalanan hidup benar-benar dalam ridho cinta Illahi Rabbi. Untuk mendapatkan kebahagiaan hakiki.
"Selamat jalan kekasih ku, aku akan kembali kepada kekasih yang maha abadi untuk menemukan kekasih yang lebih di ridhoi.".
"Selamat datang cintaku, aku menunggumu dan akan terus menunggu".

Saturday, February 2, 2008

Di Gelap Perawan dan Bisa Memohon


Di Gelap Perawan
Di gelap perawan
Wanita bercadar hitam keluar
Membawa sebongkok rindu bulan
Berharap ditemani bintang dan rembulan
Di gelap perawan
Di pojok tempat mangkal
Menawarkan makan siap hidang
Dengan modal senyuman
Serta merah lipstick pada bibir

Di gelap perawan
Ada yang menunggu di tengah malam
Dapat mangsa jangan lepaskan
Rayuan pohon randu menghisap
Telinga hitam anyir pikir

Di gelap perawan
Ada materai pada sebuah lembar
Warna merah bergambar
Bisu udara dingin merana
Pojok atap bambu asyik bercumbu

Di gelap perawan
Selamat malam
Mimpi indah dalam pelukan (21/3/2006)



Hanya Bisa Memohon

Ku lakukan sai kelilingi altarmu
Kata puja puji bergema ke angkasa
Begitu keras menghujani batuan diam
Ku angkat tangan memohon hadirmu
Setiap lentik jari bergetar bernyanyi
Demi angin robohkan tubuh mungil
Sujud atasmu aku bersimpuh luka
Mulutku keluarkan keringat air mata
“tuhan kenapa dirimu hanya sembunyi
Di balik setiap derita kami
Lihat tuhan lumpuh kaki ini
Menginjak bumimu
Nanah membanjiri tanah tandusmu”
“tuhan bagaimana wujudmu
Apakah ini tulisan cintamu
Atas mahluk penuh dosa
Ataukah ini takdir di lauth mahfudmu”
Biarkan aku bicara satu menit saja
Hanya coretan tinta merah
Ku kirim ke arsy
Kemana singgasanamu begitu jauh
Ku titipkan lewat doaku
Aku hanya bisa mengingatmu
Dengan sedekah cinta yang kau cipta
Lewat sekolah semesta
Aku harus pergi dari masjidmu
Sudah penuh umat berceramah
Melewati lantunan kalimat cinta
Aku memohon atas cintamu
Untuk cintaku…
Berikan rasa kedamaian hati (10/3/2006)

kopi dan iblis pecinta


Kopi Untuk Malaikat

aku buatkan kopi panas untukmu
wahai malaikat penyabut nyawa
walaupun jibril telah berpesan
pada waktu itu…


hati-hatilah kamu menghitung hari
setelah aku berfikir
aku tak sanggup berkata
tapi…

kira-kira berapa amal akhiratku
apa yang sudah aku perbuat
kopi panas untuk malaikat
tunggu akau satu hari lagi
aku akan bertaubat
kalaupun aku hitam
hati membara merah
kabut berselimut

kopi panas untuk malaikat
aku akan berpesan
sampaikan sayangku pada tuhanmu


IBLIS PECINTA


di surau aku bermunajat demi cinta
engkau jauh tak terlihat
karena engkau penyejuk hatiku
karena engkau adalah tuhan perindu
aku ingin menjadi burung
terbang melintasi ruang dan waktu
aku ingin menjadi awan
menutupi panas gerak laguku
tuhan…
tuhan…
aku memohon
aku pinta belas kasihmu
hapus semua dosaku
aku tak ingin menjadi iblis
aku hanya mengabdi kepadamu
detik ini akau masih manusia
bagaimana setelah ini…

Bidadari Padang Pasir

Bidadari Padang Pasir


Seketika aku mengenalmu hanya kebisaan semu karena aku sering mengalami itu semua dalam lika-liku hidup. Itu sudah menjadi hal wajar, tetapi ini bukan yang semestinya yang perlu di sadari. Engkau telah menghias negeriku dalam kawah yang hancur meluap basahi seluruh isi bumi. Engkau siapa aku tidak mengenal walau akau tahu siapa namamu, biarkan kamu menjadi illusi dalam tragedi perang yang maha dasyat. Engkau bagai badai menyambar gunung-gunung berapi membelah dan terbelah menjadi beribu ribu keping serta laharnya telah menghanguskan berjuta-juta kehijauan.
Engkaulah bidadari padang pasir, aku mencarimu sejauh aku berjalan dalam usiaku, namun aku ketemukan engkau sekarang di padang pasir penuh cinta. Engkaulah sang bidadari kepanasan karena dalam hatimu yang ku temui hanya bara api yang telah membakar hatuiku. Engkaulah padang rerumputan yang menghijau, engkaulah yang telah memberikan kesegaran dalam jiwaku. Engkaulah pasir yang telah membutakan mataku, aku tak mampu melihat jelas, tertutup semua indra yang aku punya karena engkaulah bidadariku.
Wahai bidadari padang pasir di mana engkau, aku rindu dalam ludahmu saat engkau ingin mengecap namaku dengan kalimat yang begitu menjijikan. Bidadariku aku tunggu, di mana engkau berada aku siap menunggu dan terus menunggu.